News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Enggan Dicap Pengecut, Macron Minta NATO Lawan Rusia, AS: Ukraina Tak Minta Itu

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri penandatanganan perjanjian bilateral dengan Bangladesh di Dhaka pada 11 September 2023. --- AS marah dengan pernyataan Prancis yang ingin NATO kirim pasukan dari Barat ke Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tentang kemungkinan NATO mengirim pasukan ke Ukraina, menuai kemarahan dari Amerika Serikat (AS).

Macron meminta sekutu Ukraina di Eropa untuk lebih berani dalam menghadapi ancaman Rusia yang tidak dapat dihentikan.

Ia menekankan, mereka tidak boleh menjadi seorang pengecut dengan mengesampingkan segala kemungkinan terburuk.

"Kita tentu saja sedang mendekati momen di Eropa di mana kita tidak boleh menjadi seorang pengecut," kata Macron di hadapan ekspatriat Prancis di Praha, Ceko, Selasa (5/3/2024).

"Prancis dan Republik Ceko sangat menyadari perang kembali terjadi di tanah kami (Eropa)," kata Macron kepada Presiden Ceko, Petr Pavel.

Macron memperingatkan Eropa harus lebih berani dalam mendukung Ukraina untuk mengalahkan Rusia.

Ia tidak menarik perkataannya tentang pengerahan pasukan secara langsung ke Ukraina, yang mungkin akan diperlukan.

"Saya yakin kejelasan kata-kata ini adalah apa yang dibutuhkan Eropa," katanya, dikutip dari Reuters.

Pernyataan tersebut mendapat kecaman dari pemerintah di seluruh Eropa yang menghadiri acara tersebut.

Mereka menyangkal pernyataan Macron dan mengatakan tidak pernah ada niat mengirim pasukan ke Ukraina dan melawan Rusia.

Dalam wawancara terpisah, Macron juga menjelaskan maksud perkataannya.

Baca juga: Barat: Rusia Intensifkan Serangan Udara Untuk Caplok Wilayah Ukraina di Donetsk

Ia mengklaim pemerintah Prancis belum mempertimbangkan untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Sebelumnya, Macron pernah membahas gagasan untuk mengirim pasukan dari negara Barat, yang termasuk anggota NATO, ke Ukraina dalam konferensi pers tentang Ukraina di Paris, Prancis, Selasa (26/2/2023).

Kemarin, ia kembali mengulangi pernyataannya dan mengatakan lompatan strategis diperlukan untuk memenangkan perang di Ukraina.

AS Marah dengan Pernyataan Macron

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyangkal pernyataan Macron tentang sekutunya tidak boleh bersikap pengecut.

"Maksud saya, dia tentu punya hak dan kemampuan untuk mengutarakan pendapatnya. Yang bisa saya lakukan hanyalah berbicara mewakili Presiden AS Joe Biden, panglima tertinggi,” katanya, Rabu (6/3/2024), dikutip dari TASS.

“Dia juga sudah sangat jelas sejak awal perang ini. Tidak akan ada pasukan AS yang bertempur di wilayah Ukraina,” lanjutnya.

Ia menegaskan bahwa Ukraina tidak meminta sekutunya untuk mengirim pasukan dalam menghadapi Rusia.

"Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tidak meminta sekutunya mengirim pasukan ke Ukraina," tegas John Kirby.

Selama ini, menurutnya, Ukraina hanya meminta bantuan senjata.

"Presiden Zelensky tidak meminta hal itu. Dia hanya meminta alat dan kemampuan. Dia tidak pernah meminta pasukan asing untuk berperang demi negaranya," katanya.

Ia menegaskan, Zelensky ingin tentara Ukraina sendiri yang melakukannya, bukan tentara dari negara lain.

"Dia dan pasukannya ingin melakukan itu, tapi mereka membutuhkan alat dan itulah yang kita perlukan untuk membantu,” katanya.

Saat ini, Ukraina kekurangan bantuan militer dari sekutunya, termasuk AS yang merupakan penyumbang bantuan militer terbesar untuk Kyiv.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini