Namun Israel menolak menarik pasukannya.
Hal tesebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengatakan Israel akan tetap melancarkan serangannya, meski telah ada kesepakatan gencatan senjata.
Haniyeh mengatakan upaya yang dilakukan Israel dalam menghancurkan Gaza gagal.
"Pendudukan juga gagal menggusur rakyat kami dan memecah belah Jalur Gaza meskipun terjadi banyak pembantaian dan pembersihan etnis serta genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina kami," katanya, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Haniyeh juga menegaskan bahwa Hamas sedang memantau pengaturan situasi internal Palestina dan lebih peduli terhadap persatuan rakyat Palestina dan membangun kembali komponen politik dan kepemimpinannya di atas fondasi yang benar dan kuat.
Baca juga: Perang Israel-Hamas Menjangkau Piala Oscar, Artis-artis Kenakan Pin Dukung Gencatan Senjata
Dalam pidatonya, Haniyeh mengatakan dirinya telah mencoba menghubungi mediator, namun tidak terjawab.
“Jika kami menerima posisi yang jelas dari saudara-saudara mediator mengenai pendudukan dengan komitmen mereka untuk menarik diri, menghentikan agresi, dan memulangkan para pengungsi, maka kami siap” untuk menyelesaikan kesepakatan, katanya.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Lebih dari 31.000 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 73.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza.
Pemblokadean ini menyebabkan warga sipil kelaparan.
Hingga saat ini, agresi Israel juga telah menyebabkan 85 persen penduduk mengungsi.
Sementara 60 persen infrastruktur di Gaza telah rusak dan hancur.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Hamas, Konflik Palestina vs Israel