Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) menyetop aktivitas pembuangan air limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke Laut Pasifik mulai Jumat (15/3/2024).
Penghentian ini dilakukan TEPCO usai terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,8 menghantam lepas pantai wilayah timur laut Fukushima pada pagi pukul 00.14 waktu setempat.
"Gempa bumi dengan kekuatan awal 5,8 melanda Jepang timur pada Jumat pagi," kata Badan Meteorologi Jepang.
Meski guncangan gempa tak memicu adanya potensi tsunami, pusat gempa berada tepat di lepas pantai prefektur Fukushima.
Ini mengakibatkan semua aktivitas di fasilitas PLTN, termasuk pembuangan air limbah terpaksa dihentikan sementara.
Mengutip dari KBS World, langkah ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan, mengingat pada 2011 silam lokasi PLTN Fukushima Daiichi sempat mengalami kehancuran parah akibat tsunami yang disebabkan gempa dasar laut berkekuatan M 9,0, hingga jadi bencana nuklir terburuk di dunia
Belum diketahui secara pasti kapan pembuangan Limbah nuklir di Laut Pasifik akan kembali dilanjutkan.
Namun TEPCO menegaskan bahwa mereka akan memutuskan untuk melanjutkan pembuangan setelah melakukan inspeksi menyeluruh di semua fasilitas PLTN.
“Kami telah mengkonfirmasi dari jarak jauh bahwa tidak ada kelainan pada fasilitas pengenceran atau pelepasan air yang diolah ALPS."
"Untuk berjaga-jaga, TEPCO akan menangguhkan pengoperasian fasilitas sesuai dengan prosedur operasional yang telah ditetapkan sebelumnya,” jelas pengumuman yang dirilis TEPCO di X.
Pelepasan 7.800 ton air limbah nuklir ke wilayah Laut Pasifik telah dilakukan TEPCO sejak Oktober tahun lalu.
Meski pembuangan limbah nuklir PLTN Fukushima sudah melewati sejumlah penyaringan yang aman untuk menghilangkan sebagian besar zat isotop serta mengantongi izin resmi dari IAEA.
Namun hal tersebut tampaknya tak membuat kekhawatiran masyarakat mereda.