Pejabat itu mengatakan pada hari Rabu bahwa angkatan udara telah meninjau keberhasilan pertahanannya terhadap serangan rudal Iran selama akhir pekan sambil melakukan penyesuaian terhadap potensi pertempuran tambahan.
Israel telah berjanji untuk memberikan tanggapan terhadap Iran, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya perang besar-besaran.
Apalagi ditambah ancaman dari kelompok militan Hizbullah yang bersenjata lengkap di Lebanon.
Hizbullah, yang terlibat dalam pertempuran sengit setiap hari dengan Israel selama enam bulan perang Gaza, diyakini memiliki lebih dari 100.000 roket dan rudal di gudang senjatanya.
Jika digabungkan dengan senjata Iran, hal ini dapat menjadi ujian besar bagi sistem pertahanan udara Israel.
“Kami sedang mempersiapkan diri untuk serangan berikutnya, memberikan pengarahan pada misi dan melihat bagaimana kami dapat mempersiapkan diri untuk serangan berikutnya,” kata Brigjen Doron Gavish, mantan komandan pertahanan udara Israel, dikutip dari Associated Press (AP).
Iran Lalui Ribuan Kilometer
Fakta lain serangan rudal Iran ke Israel mencuat.
Serangan langsung yang dilakukan tersebut merupakan pertama kalinya dalam catatan konflik militer TImur Tengah melibatkan Iran dan Israel.
Kendati demikian, tak sedikit rudal Iran yang diklaim berhasil dicegat alias ditumpas militer Amerika Serikat (AS) maupun militer Yordania.
Terbaru, militer Yordania beralasan, rudal-rudal Iran mengancam keamanan lantaran melewati wilayah otonomi negara.
Selain menembus jarak beribu-ribu mil, rudal Iran yang menghujani Israel bahkan melewati dua negara.
Jarak serangan titik awal Iran ke Israel setara dengan jarak Inggris ke Ukraina.
Yakni sekitar 1.100 mil atau sejauh 1.770 kilometer.
CNN International menuliskan, sebagian besar dari lebih dari 300 amunisi Iran, yang sebagian besar diyakini telah diluncurkan dari dalam wilayah Iran selama serangan lima jam.