News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Sistem GPS Yordania Masih Berantakan Pasca-Serangan Iran: Jamming Israel Jadi Sumber Kekacauan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

caption: Israel dilaporkan mencegat drone-drone Iran dari Yordania, terdengar ledakan di langit di kota Tubas di Tepi Barat.

Yordania menjadi negara Arab kedua yang menjalin hubungan dengan Israel. Sejak saat itu, Yordania hidup dalam kontradiksi antara kepentingan Palestina di kalangan warganya dan pentingnya kerja sama militer dengan Israel dan AS demi menjamin pertahanannya menghadapi konflik yang rumit di Timur Tengah.

Contoh terbaru dari sulitnya menjaga keseimbangan ini terlihat dalam respons terhadap serangan Iran pada Sabtu lalu.

Pemerintah Yordania menyatakan intersepsi rudal dan drone Iran sebagai upaya pertahanan di wilayah udara mereka untuk menghindari risiko terhadap penduduk Yordania. Mereka juga berhati-hati dalam menunjukkan solidaritas atau simpatinya terhadap Israel.

Para pemimpin di Amman tampaknya memahami latar belakang serangan itu serta demonstrasi di depan kedutaan besar Israel yang menuntut agar intervensi militer di Gaza diakhiri.

Namun kenyataannya, menurut Al-Omari, “mencegat rudal Iran adalah keputusan yang diambil dengan mudah”. Mengapa demikian?

Karena Iran adalah negara yang tidak lebih populer dari Israel di Yordania.

Bagaimana hubungan antara Yordania dan Iran?

Al-Omari mengatakan bahwa “pandangan terhadap Iran di Yordania saat ini sangat negatif”.

“Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan dalam perang Suriah oleh kelompok-kelompok yang didukung Teheran masih diingat."

"Iran juga diyakini mencoba menggoyahkan Yordania sebagai bagian dari strategi regional mereka melawan Israel dan AS,” jelas Al-Omari.

Teheran telah mensponsori kelompok bersenjata serupa selama bertahun-tahun di Lebanon, Yaman, Suriah dan Irak. Mereka menyebut kelompok-kelompok itu sebagai “poros perlawanan” terhadap Israel dan AS.

Hizbullah Lebanon adalah yang paling menonjol di antara kelompok-kelompok itu, namun mereka menjadikan Israel sebagai musuh utama mereka.

Kekhawatiran utama Yordania adalah Iran akan menerapkan taktik serupa di negara mereka.

Itulah sebabnya pernyataan Abu Ali al Askari, juru bicara milisi Irak pro-Iran Kataeb Hizbullah memicu kekhawatiran tersendiri.

Baru-baru ini, al Askari memastikan bahwa kelompoknya memasok senjata termasuk ruda; dan proyektil anti-tank untuk 12.000 pejuang di Yordania yang bisa hadir membela “saudara-saudara Palestina”.

Para pemimpin senior di Iran pada masa lalu bangga akan pengaruh mereka di ibu kota negara-negara Arab yang dekat dengan Israel seperti Beirut, Damaskus dan Baghdad. Pemerintah Yordania khawatir Amman akan masuk ke dalam daftar tersebut.

“Dalam beberapa tahun terakhir, penyelundupan senjata dan narkoba dari Iran telah meningkat. Sekarang sudah mencapai jumlah yang besar dan ini memicu kekhawatiran,” kata Al-Omari.

Selain itu, ada faktor agama.

Republik Islam Iran menganut Syiah sebagai agama resminya, dan mendukung serta mendanai organisasi keagamaan Syiah di negara lain.

Upaya Iran untuk melakukan hal yang sama di Yordania telah ditolak habis-habisan karena mayoritas penduduknya adalah penganut Sunni.

Apa yang akan dilakukan Yordania jika Israel membalas serangan Iran?

Meskipun Yordania mencegat serangan pertama Iran terhadapnya, Israel tidak dapat mengandalkan dukungan tanpa syarat Yordania dalam konflik dengan Iran.

Di beberapa negara Arab, suara-suara yang menentang Raja Abdullah bergema di media sosial. Mereka menuduh Raja Abdullah bekerja sama dengan “musuh”.

Salah satu meme yang paling banyak beredar menampilkan Raja Abdullah dalam montase berseragam tentara Israel.

Upaya sulit menjaga keseimbangan di Yordania menjadi semakin menantang di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu di Israel.

Kerajaan Yordania mengelola sebuah yayasan wakaf yang menaungi tempat-tempat suci yang bersengketa di Yerusalem, termasuk Masjid al-Aqsa.

Publikasi di sejumlah media, yang diduga merupakan percakapan antara Netanyahu dengan Pangeran Mohamed Bin Salman dari Arab Saudi, untuk turut serta mengendalikan situs suci itu telah memicu kecurigaan di Amman.

Sebelumnya pada tahun 2017, Netanyahu menobatkan seorang penjaga keamanan di Kedutaan Israel di Amman sebagai pahlawan setelah membunuh dua warga Yordania.

Menurut versi Israel, petugas keamanan itu diserang oleh salah satu warga Yordania itu. Sikap Israel membuat marah pemerintah Yordania.

Belakangan ini, Pemerintah Yordania juga menghentikan perjanjian bilateral mengenai pemanfaatan energi air dan surya.

Namun ketegangan yang paling serius tampaknya belum terjadi.

Jika Israel merespons serangan Iran pada akhir pekan lalu, seperti yang diumumkan oleh salah satu komandan militer seniornya, dengan cara meluncurkan rudal melintasi wilayah udara Yordania, maka Yordania akan berada dalam posisi yang lebih sulit lagi.

“Ini akan memicu masalah politik yang serius bagi Yordania, karena tidak mungkin pemerintah membiarkan warganya menyaksikan mereka mencegah serangan Iran, namun justru membiarkan serangan Israel,” kata Al-Omari.

Dilema yang dihadapi oleh Yordania bisa memburuk seiring meningkatnya konfrontasi antara Israel dan Iran.

(oln/khbrn/bbc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini