Hari Paskah Yahudi, Anggota Knesset Seruka Pembangunan Kuil Ketiga di Lokasi Masjid Al Aqsa
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota sayap kanan Knesset (parlemen Israel) menyerukan pembangunan apa yang mereka sebut sebagai “kuil ketiga” di lokasi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Anadolu Agency melaporkan, seruan itu datang menjelang perayaan hari Passover atau Hari Paskah Yahudi (Pesakh) pada Senin depan.
Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo
“Saya sangat berharap bahwa semua orang Yahudi harus datang pada hari Senin minggu depan untuk mempersembahkan kurban Paskah mereka di Yerusalem,” kata Yitzhak Pindrus, anggota ekstremis Partai Persatuan Torah Yudaisme, dalam sebuah wawancara TV, dikutip Jumat (19/4/2024).
Selain itu, dia juga menyerukan pembangunan Kuil Ketiga di lokasi Masjid Al-Aqsa.
Baca juga: Presiden Argentina Serukan Pembongkaran Masjid Al Aqsa untuk Alasan Ini
Masjidil Aqsa adalah tempat suci ketiga, setelah Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah, dan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah.
Masjidil Aqsa adalah kiblat salat yang pertama bagi umat Islam, sebelum Masjidil Haram di Makkah.
“Kami berharap Bait Suci Ketiga akan segera dibangun di sana, dan kami dapat makan di sana dari korban Paskah.”
Hari Paskah Yahudi, adalah salah satu hari raya keagamaan Yahudi yang memperingati eksodus, keluarnya bangsa Israel dari Mesir pada masa Nabi Musa, dianggap sebagai salah satu hari raya terpenting dalam kalender agama Yahudi.
Perayaan ini dirayakan selama delapan hari menurut kalender Ibrani, yang dimulai pada tanggal 15 Nisan dan berakhir pada tanggal 21 Nisan di Israel.
Ini dimulai tahun ini pada malam tanggal 22 April hingga 30 April.
Masjid Al-Aqsa adalah salah satu situs paling suci di dunia bagi umat Islam.
Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Bukit Bait Suci, dengan mengatakan kalau itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Seruan Provokatif, Ben-Gvir Ingin Ubah Status Quo
"Seruan anggota Knesset tersebut adalah pernyataan dan tindakan provokatif terbaru yang dibuat oleh pejabat Israel di lokasi konflik tersebut," tulis laporan Memo.