Namun, penelitian internasional hanya menemukan sedikit bukti yang mendukung hal ini.
"Tiga penilaian internasional terhadap buku teks PA dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan gambaran yang berbeda," kata mantan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, dikutip dari Arab News.
Baca juga: Pria Palestina di Khan Younis Bongkar Bom MK84 Israel yang Gagal Meledak, Beratnya Hampir Satu Ton
"Dua orang mengidentifikasi adanya bias dan konten antagonis tetapi tidak memberikan bukti adanya konten antisemit."
"Penilaian ketiga, yang dilakukan oleh Georg Eckert Institute (di Jerman), mempelajari 156 buku teks PA dan mengidentifikasi dua contoh yang menunjukkan motif antisemit namun mencatat bahwa salah satunya telah dihapus. Yang lainnya telah diubah," ungkapnya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Senin mengatakan laporan Colonna “tidak cukup”, mengabaikan parahnya masalah, dan menawarkan solusi kosmetik yang tidak menangani besarnya cakupan infiltrasi Hamas ke UNRWA.
Dampak Pemotongan Dana
Akibat tuduhan Israel, beberapa donor utama UNRWA memotong dana mereka ke badan tersebut, yang merupakan penyedia utama bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Secara keseluruhan, 16 donor negara bagian menangguhkan atau menghentikan sementara pendanaan, dan yang lainnya menambahkan persyaratan pada dukungan mereka, kata laporan itu.
Baca juga: Selagi dunia terfokus pada konflik Iran-Israel, penduduk Gaza masih dilanda serangan tanpa henti
Hal ini menyebabkan penolakan sebesar $450 juta untuk Gaza.
"Kendala keuangan dan operasional UNRWA saat ini mengakibatkan operasinya di Gaza sangat dibatasi, dan tidak mampu memberikan bantuan kemanusiaan yang cukup kepada orang-orang yang membutuhkan," kata laporan itu.
Mengutip Politico, Jerman, Swiss, dan Belanda adalah donor terbesar UE yang menghentikan pendanaan karena tuduhan Israel.
Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia juga memotong pendanaan.
Laporan ini dapat mempengaruhi keputusan pendanaan di negara-negara yang belum melanjutkan bantuan, seperti Inggris.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa laporan tersebut akan menjadi “bagian dari proses pengambilan keputusan” mengenai apakah Inggris akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.
Baca juga: AS Dituduh Miliki Standar Ganda soal Dugaan Pelanggaran HAM oleh Israel, Blinken Langsung Bantah
Pada bulan Februari, diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell berpendapat bahwa pencairan dana UNRWA akan “tidak proporsional dan berbahaya”.