Tak hanya petani, para pedagang di pasar durian terdekat juga mengaku memiliki kecemasan tinggi akan panen tahun ini yang menurun drastis.
Siriwan Roopkaew, yang menjaga kios ibunya, mengatakan kekurangan air telah memengaruhi ukuran buah, tetapi untuk saat ini harga tetap tinggi berkat permintaan dari China.
Sekitar 95 persen ekspor durian Thailand adalah ke China, yang mengirimkan hampir $4,6 miliar nilai buah kontroversial itu dari kerajaan itu pada tahun 2023, menurut data dari kementerian perdagangan Beijing.
Pada bulan Mei, media negara China melaporkan peningkatan hampir 50 persen dalam impor durian dari Vietnam, dengan alasan panas dan kekeringan di Thailand.
"Cuaca panas berarti akan ada durian yang lebih sedikit. Bahkan tahun ini, durian lebih sedikit," kata Siriwan, 26 tahun.
"Biasanya, kios saya akan penuh dengan durian pada saat ini."
Sementara petani khawatir tentang air, katanya, penjual seperti keluarganya lebih khawatir tentang ekonomi berkelanjutan.
"Kurangnya durian berarti pendapatan kami berkurang," katanya, "jadi sulit bagi kami untuk bertahan sepanjang tahun."
Sementara itu, kembali di pertanian, Busaba menghela nafas saat memikirkan bulan-bulan mendatang.
"Masa depan durian, itu akan berakhir jika tidak ada air," katanya.
(Tribunnews.com/Bobby)