"Situasi di Gaza telah mencapai tingkat darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Sub-kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza, Georgios Petropoulos kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.
Jet tempur, pesawat tak berawak menyerang gedung-gedung di Rafah
Hamish Young, dari UNICEF mengatakan ada lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah.
Saat ini semakin banyak orang yang meninggalkan Rafah, terutama dari bagian tengah kota, serta ke arah barat.
Baca juga: Delegasi Israel-Hamas Tinggalkan Kairo, Perundingan Gencatan Senjata Berakhir Tanpa Kesepakatan
Selama dua hari terakhir, militer Israel telah mengirimkan SMS, melakukan panggilan telepon, dan menyebarkan selebaran yang memperingatkan masyarakat agar tidak tinggal di kota Rafah.
Meskipun faktanya mereka menyatakan operasinya terbatas di bagian timur kota Rafah.
"Di lapangan, kami melihat perluasan operasi militer. Menara perumahan dan fasilitas umum di seluruh kota Rafah menjadi sasaran langsung pesawat F-16 dan drone penyerang," lapor koresponden Al Jazeera.
Negara Palestina
Pada Kamis (9/5/2024) kemarin, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell mengatakan kalau Spanyol dan Irlandia bakal mengakui Negara Palestina pada21 Mei 2024 mendatang.
Dikutip dari Arab News, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez bulan Maret kemarin mengatakan jika Spanyol dan Irlandia, bersama Slovenia serta Malta, setuju untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan Negara Palestina bersama Israel.
Mereka memandang solusi dua negara sebagai hal yang penting untuk perdamaian permanen.
Stasiun penyiaran nasional Irlandia RTE mengatakan pada hari Kamis bahwa Spanyol, Irlandia, Slovenia dan Malta telah menunggu pemungutan suara di PBB dan sedang mempertimbangkan pengakuan bersama pada tanggal 21 Mei.
Ketika ditanya di stasiun radio lokal Spanyol, RNE, apakah tanggal 21 Mei negara-negara tesebut akan mengakui Negara Palestina, Borrell menjawab "Ya".
"Ini adalah tindakan simbolis yang bersifat politis," ucap Borrell.
"Lebih dari sekedar negara, mereka mengakui keinginan negara tersebut untuk ada," katanya, seraya menambahkan bahwa Belgia dan negara-negara lain mungkin akan mengikuti jejaknya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)