Belakangan, Menteri Kebudayaan dan Olahraga, Miki Zohar, mengatakan bahwa Israel akan mengatur sendiri Jalur Gaza secara militer, bukan secara sipil, sebagai sebuah rencana 'the day after war'.
Seperti diketahui, IDF harus kembali ke tempat-tempat yang sebelumnya mereka klaim sudah ditaklukkan seperti Jabaliya dan Zaytoun karena indikasi kalau kelompok Hamas telah muncul kembali sejak kekuatan utama serangan Israel bergeser ke selatan Jalur Gaza.
Beberapa kritikus strategi perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyalahkan keharusan tentara IDF untuk kembali ke Gaza utara karena ketidakmampuan pemerintahannya untuk menentukan pihak mana yang akan menggantikan Hamas sebagai otoritas sipil di Gaza.
“Tidak ada keraguan bahwa alternatif pemerintah selain Hamas akan menciptakan tekanan terhadap Hamas, tapi itu adalah pertanyaan bagi eselon politik,” kata juru bicara militer IDF, Daniel Hagari pada Selasa ketika menjawab sebuah pertanyaan.
Pernyataan itu juga menandakan ketidaksinkronan rencana dari militer dan politisi pengambil keputusan Israel dalam perang di Gaza, utamanya di Jabalia.
Hal yang lebih menakutkan bagi personel di lapangan, kendali strategi militer IDF masih sangat tergantung oleh politisi.
Sifat Pertempuran Berubah, Perlawanan Ganti Taktik
Ulasan dari PC menyebut, apa yang terjadi di Jabalia adalah perubahan taktik di pihak Perlawanan yang mengubah sifat pertempuran di Gaza secara keseluruhan.
Perkembangan terkini dalam perang Israel di Gaza menunjukkan kalau pertempuran kini kembali ke titik nol meski Israel sudah membombardir Gaza secara terus-menerus tanpa henti selama 222 hari terakhir.
Titik nol yang dimaksud bisa diartikan, perlawanan yang dihadapi Israel saat ini sama kerasnya seperti saat mereka menginvasi Gaza pertama kali pada 7 Oktober.
Maknanya, miliaran dolar amunisi yang digelontorkan Israel tidak berarti apa-apa kecuali kehancuran Gaza tanpa bisa menumpas milisi perlawanannya, satu di antara misi Israel dalam perang yang hingga kini belum juga tercapai.
"Assesment ini adalah hasil dari laporan yang diterbitkan di media Israel, mengutip pejabat militer Israel yang mengatakan bahwa Hamas telah berkumpul kembali di Gaza utara, sebuah wilayah yang seharusnya ditundukkan oleh tentara Israel pada bulan-bulan awal perang," kata laporan PC.
Namun, pertempuran yang terjadi di Jabalia sepakan belakangan menunjukkan bahwa Hamas dan kelompok perlawanan lainnya mungkin telah melakukan lebih dari sekadar berkumpul kembali.
Berita dari medan perang, yang sering kali didokumentasikan oleh Perlawanan di Gaza, menunjukkan bahwa tentara Israel lebih lemah dari sebelumnya, dan Perlawanan Palestina lebih unggul di semua lini.
Baca juga: Rencana Israel Invasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi IDF Pontang-panting di Gaza Utara
Sebelumnya pada hari Rabu, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan pihaknya membunuh 12 tentara Israel dari jarak jauh dalam pertempuran Jabaliya.