Pada bulan Februari lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron sudah menyinggung kemungkinan pengiriman pasukan NATO ke Ukraina.
Macron menyebut, potensi pengiriman itu tidak bisa dikesampingkan.
Seperti Macron, Estonia dan Lithuania juga mendukung pengiriman instruktur dan pasukan.
Di sisi lain, AS masih menyatakan tidak akan mengirimkan pasukannya atau instrukturnya di Ukraina.
Baca juga: Jual Beli Serangan Drone di Kamis Malam, 108 UAV Ukraina Dibalas 20 Shahed Rusia
AS juga meminta sekutunya sesama anggota NATO untuk tidak melakukannya.
Sementara itu, Inggris, Prancis, dan Jerman tengah mematangkan rencana mengirim kontraktor guna merawat senjata di medan tempur.
AS sendiri sudah melarang kontraktor pertahanan pergi ke Ukraina. Namun, ada yang diizinkan.
"Sejumlah kecil sudah diizinkan, di bawah otoritas Kemenlu, untuk berkerja pada sistem senjata spesifik seperti sistem pertahanan udara Patriot," ujar NYT.
(Tribunnews/Febri)