Dalam pemilihan presiden Iran pada tahun 2021, Ebrahim Raisi mencalonkan diri sebagai kandidat dari sayap konservatif melalui Jame-e Ruhaniat-e Mubarez atau dalam Bahasa Indonesia disebut Asosiasi Ulama Pejuang
Dia menekankan janji untuk melawan korupsi, mengatasi masalah ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Iran.
Dengan dukungan dari koalisi konservatif, Raisi berhasil memenangkan pemilihan dengan mayoritas suara.
Tak tanggung-tanggung, dalam Pemilu Iran yang digelar pada 18 Juni 2021 lalu, Ebrahim Raisi mampu meraup 72.35 persen suara mengalahkan dua kandidat lainnya yakni Mohsen Rezaee dan Abdolnaser Hemmati.
Dengan dilantiknya Raisi sebagai Presiden Iran pada 3 Agustus 2021 lalu, banyak yang mengantisipasi perubahan signifikan dalam dinamika politik dan arah kebijakan negara tersebut.
Sebagai seorang konservatif, Ebrahim Raisi memiliki pandangan politik yang berpihak pada nilai-nilai tradisional dan konservatif Islam.
Dia mendukung kebijakan-kebijakan yang menekankan kedaulatan Iran, kemandirian ekonomi, dan perlindungan nilai-nilai keagamaan.
Berikut rekam jejak singkat karir Ebrahim Raisi di Iran:
- Ketua Kantor Inspeksi Umum Iran (22 Agustus 1994 – 9 Agustus 2004)
- Wakil Ketua Mahkamah Agung Iran (27 Juli 2004 – 23 Agustus 2014)
- Jaksa Agung Iran (23 Agustus 2014 – 1 April 2016)
- Anggota Dewan Kearifan Kemanfaatan Iran (14 Agustus 2017 – 7 Maret 2019)
- Ketua Mahkamah Agung Iran (7 Maret 2019 – 1 Juli 2021)
- Presiden Iran (3 Agustus 2021-Inkumben)
(Tribunnews.com/Bobby)