TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Publik Vietnam, To Lam, telah terpilih sebagai presiden baru negara itu.
To Lam dikukuhkan oleh Majelis Nasional Vietnam pada Rabu (22/5/2024).
Terpilihnya To Lam sebagai Presiden Vietnam menggantikan Vo Van Thuong yang mengundurkan diri pada bulan Maret di tengah kampanye anti-korupsi yang sedang berlangsung, dikutip dari AP News.
Sebelumnya, Lam menghabiskan lebih dari empat dekade di Kementerian Keamanan Publik sebelum menjadi menteri pada tahun 2016.
Sebagai kepala kementerian keamanan publik, Lam, telah menjadi tokoh penting dalam kampanye anti-korupsi, yang dikenal sebagai 'tungku yang menyala-nyala', dikutip dari CNA.
Tujuannya, untuk membasmi korupsi yang meluas namun juga dipandang oleh para kritikus sebagai alat untuk mengesampingkan lawan selama pertikaian politik.
Dalam pidato pertamanya setelah dikukuhkan sebagai presiden, Lam berjanji akan terus memberantas korupsi.
"Saya dengan tegas dan terus-menerus melanjutkan perjuangan melawan korupsi," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Sebagai informasi, Lam mulai bekerja di Kementerian Keamanan Publik sejak Juli 1979.
Pada bulan Agustus 2010, ia diangkat sebagai wakil menteri keamanan publik dan kemudian diangkat menjadi menteri keamanan publik pada bulan April 2016, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Batu Loncatan
Dalam sistem politik satu partai di Vietnam, presiden adalah salah satu dari empat posisi teratas.
Baca juga: Polri dan Vietnam Jalin Kerja Sama dalam Penegakan Hukum, Ini 4 Kesepakatan yang Dicapai
Tiga pemimpin penting lainnya yang bertugas di negara ini adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong, Perdana Menteri Pham Minh Chinh, dan Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue.
Saat ini, Lam dalam posisi yang sangat kuat untuk menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis berikutnya.
Jabatan ini merupakan posisi paling penting di negara ini.
Saat ini yang menjabat pada posisi ini adalah Nguyen Phu Trong.
Nguyen Phu Trong terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis untuk masa jabatan ketiga pada tahun 2021.
Namun tahun ini, Nguyen sudah berusia 80 tahun.
Sehingga ia kemungkinan besar tidak akan mencalonkan diri pada tahun 2026.
Profesor emeritus dan pakar Vietnam di Akademi Angkatan Pertahanan Australia di Canberra, Carl Thayer, mengatakan posisinya saat ini sebagai Presiden Vietnam dapat menjadi batu loncatan untuk posisi yang lebih tinggi.
“To Lam bisa menggunakan posisinya sebagai salah satu dari 'empat pilar' sebagai batu loncatan untuk menjadi sekretaris jenderal,” kata Thayer.
Sementara perwakilan Konrad Adenauer Foundation, sebuah wadah pemikir Jerman di Vietnam, Florian Feyerabend mengatakan bahwa Lam akan lebih memilih untuk menempati posisinya saat ini daripada pensiun.
“Dengan pengangkatannya ke jabatan presiden, menjadi jelas bahwa ada lebih banyak ambisi bagi To Lam daripada pensiun,” kata Florian.
Parlemen pada hari Rabu juga memilih untuk memberhentikan Lam dari jabatannya sebagai menteri kepolisian.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh telah menugaskan Wakil Menteri Keamanan Publik Tran Quoc To, 62 tahun, untuk sementara memimpin kementerian tersebut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Presiden Vietnam