News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Bikin Rudal Berdaya Jelajah 3 Ribu Km: Semua Pangkalan AS di Timur Tengah Dalam Jangkauan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudal balistik anti-kapal dipamerkan milter Yaman dalam sebuah acara parade militer tahun 2022.

Houthi Yaman Klaim Produksi Rudal Berdaya Jelajah 3 Ribu KM: Semua Pangkalan AS di Timur Tengah Dalam Jangkauan

TRIBUNNEWS.COM - Mayor Jenderal Bakil Saleh Al-Wahbi, komandan Brigade Al-Wahbi yang berafiliasi dengan gerakan Houthi Yaman, mengonfirmasi kalau angkatan bersenjata Yaman telah melancarkan pukulan yang tidak terduga dan menyakitkan terhadap militer Amerika Serikat (AS) yang beroperasi di kawasan tersebut.

Klaim petinggi militer Yaman itu merujuk pada laporan adanya serangan yang baru-baru ini menargetkan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.

Baca juga: AS-Inggris Bombardir Hodeidah, Houthi Balas Serang Kapal Induk AS Eisenhower di Laut Merah

“Semua pangkalan Amerika di wilayah tersebut dan armada angkatan laut mereka kini, atas karunia Tuhan, berada dalam jangkauan rudal kami, klaim Al-Wahbi dilansir Memo, Senin (10/6/2024)

Dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Pers Yaman, Mayor Jenderal Al-Wahbi menjelaskan kalau Yaman sedang mengalami kemajuan pesat dalam manufaktur militer yang mematikan.

Dia mengklaim kalau rudal “Palestina” buatan lokal yang baru-baru ini diluncurkan adalah sebagian kecil dari persenjataan rudal dan drone yang diproduksi, yang telah mencapai pelabuhan Haifa di Laut Mediterania, mencakup lebih dari 3.000 kilometer.

Screenshot video yang dirilis Houthi pada Rabu (5/6/2024), memperlihatkan rudal baru, rudal Palestina yang diluncurkan pada hari Senin. (Ansarallah Media Office)

Ingin Bidik Washington

Al-Wahbi mengatakan, ambisi pasukan Yaman adalah memproduksi rudal antarbenua yang mampu menjangkau jauh ke wilayah AS.

Dia menegaskan bahwa Pentagon, yang berjarak lebih dari 13.000 kilometer dari Sana’a, harus menyadari ambisi Yaman.

Komentar tersebut muncul ketika Houthi mengklaim telah menargetkan kapal perusak Inggris di Laut Merah dan dua kapal di Laut Arab.

Juru bicara militer Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) Brigadir Jenderal Yahya Saree menyatakan kalau para militer mereka menyerang kapal perusak Inggris Diamond di Laut Merah dengan rudal balistik “sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.”

"Untuk mendukung Gaza dan di tengah “fase eskalasi keempat,” angkatan bersenjata Yaman menargetkan kapal induk Eisenhower dua kali dalam waktu 24 jam di Laut Merah, menggunakan beberapa drone."

"Tindakan ini merupakan respons langsung Sanaa terhadap kejahatan perang Israel di Gaza dan agresi AS-Inggris di Yaman. Angkatan bersenjata Yaman menegaskan komitmen mereka terhadap operasi militer yang sedang berlangsung untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan sebagai tanggapan terhadap agresi AS-Inggris," kata pernyataan Saree.

Houthi menyatakan, serangan mereka ini akan terus berlanjut sampai agresi berhenti dan pengepungan terhadap Gaza dicabut.

Pemimpin gerakan Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi, mengatakan bahwa “merupakan suatu kehormatan dan berkah besar untuk menghadapi Amerika secara langsung.”

Rudal balistik anti-kapal dipamerkan milter Yaman dalam sebuah acara parade militer tahun 2022. (top war)

Sesumbar Bisa Tembus Iron Dome

Terkait rudal produksi terbaru mereka, Houthi mengklaim rudal mereka mampu terbang menembus benteng pertahanan iron dome Israel.

Rudal yang dinamai "Palestine" ini terbilang unik, karena memiliki hulu ledak yang dicat seperti syal kotak-kotak layaknya bendera Palestina.

Peluncuran rudal Palestine diketahui publik usai Houthi menggunakan rudal barunya dalam serangan ke pelabuhan militer Eilat yang berada di Teluk Aqaba Israel Selatan, sebagaimana dikutip dari APNews.

Tak ada korban jiwa dalam serangan itu, namun tembakan rudal Palestine milik Houthi membuat sirine iron dome Israel meraung hingga memicu kepanikan warga.

Menurut laporan media lokal, sirine terdengar di sekitar 30 wilayah di Israel tengah, termasuk Tel Aviv.

Adapun, sirine peringatan itu berbunyi baru pertama kali ini dalam enam bulan terakhir sejak eskalasi militer meningkat pada 7 Oktober 2023.

“Kekuatan rudal di Angkatan Bersenjata Yaman menargetkan sasaran militer musuh Israel di daerah Umm al-Rashrash, wilayah selatan Palestina yang diduduki,” ungkap Juru bicara militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree,membenarkan keberhasilan operasi tersebut.

Spesifikasi Rudal 'Palestina' Houthi

Dari rekaman peluncuran rudal Palestina yang dirilis oleh kelompok Houthi pada Rabu (5/6/2024) malam, menunjukkan rudal itu diangkat dengan sebuah peluncur bergerak.

Rudal meluncur dengan cepat ke udara dengan kepulan asap putih keluar dari mesinnya.

Houthi sendiri belum merilis detail spesifikasi rudal Palestine tersebut.

Namun jika dilihat dari cuplikan video tersebut rudal canggih Houthi berbahan bakar padat lantaran dalam peluncurannya mengeluarkan kepulan asap putih.

Baca juga: Seusai Hizbullah Bakar Kiryat Shmona di Utara, Giliran Houthi Gempur Kota Eilat di Israel Selatan

Perlu diketahui asap putih biasa terjadi pada rudal yang berbahan bakar padat.

Dengan bahan bakar ini rudal palestina dapat terbang dengan kecepatan lebih tinggi dari Mach 5

Houthi mengklaim rudal canggih tersebut merupakan buatan lokal.

Namun karena kelompok Houthi tidak memiliki kemampuan sendiri untuk membuat sistem rudal di Yaman, banyak pihak menilai bahwa rudal Palestina merupakan buatan Garda Revolusi paramiliter Iran

Hal ini diperkuat karena elemen desain rudal tersebut mirip dengan rudal lain yang dikembangkan oleh Garda Revolusi paramiliter Iran.

Salah satunya rudal Fattah yang mampu mencapai jangkauan hingga 1.400 kilometer (870 mil).

Sementara untuk kecepatannya diperkirakan menembus Mach 14 (15.000 km/jam).

“Kami dapat mengatakan dengan kepastian yang tinggi bahwa ini adalah rudal propelan padat yang canggih dan dipandu secara presisi (Guard) yang dikembangkan oleh Iran,” tulis Fabian Hinz, seorang ahli rudal dan peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strateg

Meskipun para ahli rudal tidak dapat mengidentifikasi dengan pasti versi apa yang digunakan oleh rudal Palestina buatan Houthi.

Namun mereka mengatakan rudal Palestina adalah bagian dari rudal propelan padat canggih dan dipandu secara presisi (Guard) yang dapat menembus sistem pertahanan udara milik musuh.

Lebih lanjut ketika ditanya tentang kesamaan antara Palestina dan misilnya, misi Iran untuk PBB mengatakan kepada Associated Press bahwa Teheran “tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang bertentangan” dengan resolusi PBB.

Houthi Yaman Menggila

Pasca peluncuran rudal Palestina dilakukan, Houthi kembali menggila meluncurkan serangan ke kapal dagang di Laut Merah dan wilayah Israel.

Hal ini terjadi saat kelompok itu masih terus memberikan dukungannya kepada milisi Gaza Hamas yang berperang melawan Israel.

Lembaga keamanan Inggris, Ambrey, mengatakan ada ledakan yang muncul di wilayah Laut Merah sekitar 19 mil dari garis pantai Yaman.

Ledakan itu mengenai sebuah kapal yang sedang berlayar dari Eropa ke Uni Emirat Arab.

Tak hanya di Laut Merah, Houthi juga meluncurkan serangan ke dua kapal di Haifa, Israel.

Kelompok Yaman pro-Iran itu mengatakan serangan itu merupakan bagian dari operasi militer diluncurkan bersama dengan kelompok Irak, yang bertujuan untuk memberikan Israel pelajaran atas serangannya di Rafah.

Selain menyebabkan kerusakan, serangan rudal yang dilakukan Houthi juga telah berhasil membuat kapal sekutu Israel yakni AS dan Inggris boncos, lantaran harus menanggung lonjakan biaya premi atau asuransi yang naik mencapai 50 persen.

Lonjakan tarif terjadi usai angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menargetkan ketiga kapal itu, alasan ini yang membuat perusahaan asuransi menjatuhkan tarif premi lebih mahal mencapai ratusan ribu dolar AS untuk kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan AS, Inggris, dan Israel.

“Kapal yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, Inggris, atau Israel akan dikenakan tarif yang lebih tinggi sekitar 20 hingga 50 persen, lebih banyak dibandingkan kapal lain yang berlayar di Laut Merah,” jelas David Smith, kepala broker asuransi McGill and Partners dikutip dari Al Mayadeen.

Selain itu imbas serangan Houthi banyak perusahaan Israel, Amerika dan Inggris yang kini mulai menunda aktivitas perdagangan hingga berimbas pada lesunya nilai ekspor dan impor.

(oln/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini