Namun Pentagon dan sekutu NATO-nya telah mengerahkan pesawat intelijen elektronik dan drone pengintai yang terus-menerus berputar-putar di Laut Hitam, di selatan Krimea.
Pakar militer tersebut menekankan bahwa serangan Ukraina jauh di dalam wilayah Rusia tidak dapat mempengaruhi keseimbangan kekuatan di medan perang di zona operasi militer khusus.
Dia berpendapat bahwa serangan terhadap Sevastopol ditujukan kepada penduduk sipil untuk menimbulkan "kekhawatiran di sana, untuk memprovokasi semacam pemberontakan atau ketidakpuasan terhadap pemerintah."
“Dengan menyasar penduduk Rusia, kami punya mimpi mengenai beberapa kelompok neokonservatif yang sangat berpengaruh, yaitu menggulingkan pemerintah dan membongkar Rusia,” kata Rasmussen.
"Kami telah mendengar komentar-komentar baik dari pemimpin UE maupun AS, para pemimpin senior mengenai hal itu. Jadi itu hanya berdasarkan pada diskusi mereka. Apakah itu retorika? Mungkin saja. Namun ada motif tersembunyi dalam hal ini dan ini di luar medan perang itu sendiri."
Pakar tersebut memperkirakan bahwa Washington akan menganggap pembantaian warga sipil baru-baru ini di Sevastopol sebagai 'kerusakan tambahan'.
Namun masalahnya adalah bahwa AS tidak hanya memberikan Ukraina persenjataan jarak jauh namun juga "memfasilitasi penggunaannya."
Sumber: Sputnik/1lurer