Kadokawa juga menyatakan antusiasmenya untuk reformasi kelembagaan.
"Saya merasa memiliki kewajiban untuk membicarakannya, dan saya ingin mengubah Jepang dengan cara apa pun yang saya bisa," tegasnya.
Sementara itu pengacara lainnya Junichiro Hironaka--mantan pengacara Carlos Ghosn--mengatakan ini adalah kasus pertama yang mempertanyakan bahwa keadilan sandera itu tidak konstitusional.
Baca juga: Bakteri Pemakan Daging Infeksi Ribuan Orang di Jepang, Kemenkes Bicara Potensi Muncul di Indonesia
"Dan tidak menghormati hak asasi manusia di mata Kovenan Internasional tentang Hak Asasi Manusia," ujarnya.
"Saya memutuskan untuk membawa pengalaman ini ke PBB karena negara Jepang tidak melindungi hak asasi manusia saya," kata Kadokawa.
Kadokawa berharap bahwa hukum hak asasi manusia internasional akan memperbaiki sikap pemerintah Jepang.
"Saya ingin menguniversalkan pengalaman saya dan menggunakannya sebagai langkah menuju perubahan masyarakat Jepang," ujarnya.
Gugatan publik yang dilakukan Kadokawa ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya di pusat penahanan, pertemuannya dengan pengacaranya, dan keadaan yang dia rasakan hampir kehilangan nyawa di tahanan.
Kadokawa kemudian menerbitkan sebuah buku yang berjudul, "Bukti Manusia: 226 Hari Penahanan dan Hak Saya untuk Hidup".
Buku ini diterbitkan dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
Kadokawa pertama kali ditahan pihak kejaksaan Jepang tanggal 14 September 2022 setelah dituduh melakukan penyuapan kasus Olimpiade Tokyo 2020.
Kadokawa hingga saat ini menyatakan dirinya tidak bersalah atas kasus penyuapan tersebut.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.