News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Kirim Bos Mata-mata Mossad ke Qatar, Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Perang Gaza

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pembicaraan dapat memungkinkan kelompok Hamas membebaskan sandera yang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan kepala agen mata-matanya, Mossad, ke Qatar untuk melakukan pembicaraan dengan mediator mengenai gencatan senjata perang Gaza.

Pembicaraan tersebut dapat memungkinkan kelompok Hamas membebaskan sandera yang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023.

Pada Kamis (4/7/2024), Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan kabinet keamanannya untuk membahas proposal baru Hamas yang dikirim melalui mediator Qatar dan Mesir.

Israel meyakini puluhan sandera masih hidup di Gaza.

Dengan perang yang semakin memakan korban jiwa di wilayah Palestina yang hancur tersebut, kedua belah pihak juga menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mencapai kesepakatan.

Kepala Mossad, David Barnea, akan memimpin delegasi Israel ke Qatar yang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba membawa musuh-musuh ke meja perundingan, menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

David Barnea diperkirakan akan tiba di Doha pada hari ini, Jumat (5/7/2024).

Bos Mossad akan bertemu dengan Perdana Menteri negara Teluk tersebut, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

"Delegasi Barnea bepergian ke Qatar dalam melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengingat sensitifnya pembicaraan tersebut, dilansir Arab News.

"Dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar untuk berdiskusi dengan tujuan mendekatkan kedua pihak pada kesepakatan di Gaza," jelas sumber itu.

Israel Pertimbangkan Tanggapan Hamas

Amerika Serikat (AS) telah menggalang dukungan dunia untuk mendukung rencana yang akan membebaskan semua sandera yang masih ditawan oleh Hamas sebagai imbalan atas gencatan senjata yang langgeng dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Baca juga: 2 Tentara Israel Tewas usai Hizbullah Luncurkan 200 Drone untuk Balas Kematian Komandannya

Namun hingga saat ini, tampaknya tidak ada pihak yang sepenuhnya mendukung rencana tersebut.

Hamas mengusulkan "amandemen" terhadap proposal tersebut bulan lalu, yang beberapa di antaranya menurut AS tidak dapat dilaksanakan, tanpa memberikan rincian.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengonfirmasi bahwa proposal awal tersebut adalah milik Israel, tetapi telah menimbulkan keraguan mengenai apakah hal itu akan mengakhiri perang — tuntutan utama Hamas.

Pada Rabu (3/7/2024), Hamas mengonfirmasi, mereka telah mengirim tanggapan lain ke Mesir dan Qatar, yang menjadi penengah pembicaraan, tanpa memberikan rincian.

Seorang pejabat AS mengatakan, pemerintahan Biden sedang mengkaji tanggapan tersebut.

Pejabat itu menyebutnya konstruktif, tetapi mengatakan lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan.

Di sisi lain, seorang pejabat Israel mengatakan Netanyahu mengadakan rapat Kabinet pada hari Kamis untuk membahas perkembangan terbaru seputar negosiasi tersebut.

Pejabat tersebut, yang tidak berwenang membahas pertemuan tersebut dengan media, berbicara dengan syarat anonim.

Israel kemungkinan akan mengadakan konsultasi tambahan sebelum membuat keputusan akhir mengenai usulan yang diamandemen.

Baca juga: Hanya 2 Orang yang Tahu Lokasi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Israel Susah Payah Menangkapnya

Sementara itu, pejabat politik Hamas Bassem Naim mengatakan, kelompok itu tidak menerima maupun menolak usulan AS.

Dikutip dari AP News, Hamas telah menanggapi dengan beberapa ide untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ismail Haniyeh, pemimpin politik utama Hamas, telah menyampaikan saran-saran kepada pejabat Mesir, Qatar, dan Turki, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.

Ilustrasi - Pasukan IDF dilaporkan terindikasi mengarahkan kekuatan mereka ke Al-Mawasi, Rafah, Gaza Selatan. (khaberni)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, pejabat Israel "sangat optimis" karena perundingan gencatan senjata di Gaza dihidupkan kembali meskipun isu-isu utama masih belum terselesaikan bagi Israel dan Hamas.

Kepala mata-mata Mossad Israel David Barnea dilaporkan sedang melakukan perjalanan ke Qatar untuk melanjutkan negosiasi, menurut kantor berita Reuters, di tengah laporan tentang "terobosan" menyusul tanggapan terbaru Hamas terhadap proposal gencatan senjata.

Baca juga: Balas Dendam Komandan Dibunuh, Hizbullah Lancarkan Serangan Besar ke Israel, Targetkan Lokasi Baru

Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terakhir yang berfungsi di Khan Younis, Gaza selatan, dan Rumah Sakit Lapangan Kuwait di dekat Rafah akan menutup layanan dalam hitungan jam karena generator kehabisan bahan bakar.

Hizbullah Lebanon mengatakan telah meluncurkan lebih dari 200 roket dan pesawat tak berawak serang yang menargetkan posisi militer Israel di Israel utara, sehari setelah komandan senior Muhammad Nimah Nasser tewas dalam serangan Israel.

Setidaknya 38.011 orang tewas dan 87.445 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139 dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini