News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jamaah Islamiyah bubar, eks pemimpinnya janji tinggalkan 'jalan kekerasan' - Apakah JI 'mengubah citra' demi diterima masyarakat?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaah Islamiyah bubar, eks pemimpinnya janji tinggalkan 'jalan kekerasan' - Apakah JI 'mengubah citra' demi diterima masyarakat?

Lebih lanjut, Rusdan bilang pihaknya siap "terlibat aktif mengisi kemerdekaan" untuk memajukan bangsa Indonesia dan mengikuti peraturan hukum yang berlaku serta berkomitmen "menjalankan hal-hal yang merupakan konsekuensi logisnya".

Ia pun menjamin bahwa kurikulum dan materi ajar di pesantren yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah akan terbebas dari sifat dan sikap tatharuf atau ekstrem, dan bakal merujuk pada paham ahlussunnah wal jamaah – komunitas yang senantiasa memegang teguh sunah Nabi Muhammad SAW.

Terkait hal tersebut, pihaknya akan membentuk tim pengkajian kurikulum dan materi ajar.

"Hal-hal yang berkaitan dengan kesepakatan di atas akan dibicarakan dengan negara, [khususnya] Densus 88 Antiteror Mabes Polri," ujar Rusdan.

Mohammad Nuruzzaman, staf khusus Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bidang radikalisme dan intoleransi, menyambut baik deklarasi pembubaran Jamaah Islamiyah.

"Saya kira sikap tegas JI untuk kembali ke NKRI patut diapresiasi, [mereka] tidak ngambang seperti HTI [Hizbut Tahir Indonesia]," kata Nuruzzaman.

Mengapa tiba-tiba Jamaah Islamiyah membubarkan diri?

Pembubaran ini bukan sesuatu yang tiba-tiba terjadi, setidaknya menurut Ali Fauzi Manzi, mantan ahli bom Jamaah Islamiyah sekaligus adik dari trio pelaku bom Bali 2002: Ali Gufron alias Mukhlas, Amrozi, dan Ali Imron.

Bahkan, menurut Ali Fauzi, sejak kakaknya Ali Imron ditangkap pada Januari 2003, telah muncul kelompok kecil di Jamaah Islamiyah yang menyuarakan ide pembubaran organisasi.

Ali Fauzi pun mengaku pernah menyampaikan pemikiran serupa ke rekan-rekannya di organisasi. "Tapi pada waktu itu kan mereka malah menghujat saya," katanya pada BBC News Indonesia, Minggu (07/07).

Selama kira-kira dua dekade terakhir, ide pembubaran itu disebut perlahan kian menguat, terutama karena berbagai penangkapan anggota Jamaah Islamiyah.

"Jika ini terus berlanjut, makin banyak anggota JI yang ditangkap, makin banyak yang sengsara. Anak dan istrinya, keluarganya pun ikut sengsara," kata Ali Fauzi.

Di saat yang sama, tambahnya, semakin sedikit orang yang berani memberikan bantuan kepada anggota Jamaah Islamiyah yang ditangkap polisi ataupun keluarga mereka. Maksud hati bersimpati, mereka yang membantu bisa jadi malah ikut ditangkap polisi.

Karena itu, Ali Fauzi bilang para petinggi Jamaah Islamiyah mempertimbangkan dengan serius pembubaran organisasi dan kembali ke NKRI.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini