TRIBUNNEWS.COM - Jet tempur F-35 milik Israel telah menghancurkan tangki minyak di Pelabuhan Hodeidah, Yaman pada Sabtu (20/7/2024).
Serangan Israel di Yaman ini terjadi sehari setelah Houthi melakukan serangan drone peledak di Tel Aviv.
Dikutip dari Ynet, Unit Juru Bicara IDF telah mengonfirmasi bahwa jet tempur Angkatan Udara Israel berada di balik serangan Pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi Yaman.
"Beberapa waktu lalu, jet tempur IDF menyerang target militer rezim Houthi di wilayah Pelabuhan Hodeidah di Yaman sebagai tanggapan atas ratusan serangan yang dilancarkan terhadap Negara Israel dalam beberapa bulan terakhir," kata militer.
Sumber-sumber mengatakan kepada kantor berita Saudi Al Hadath pada hari Sabtu bahwa sedikitnya tiga orang tewas dan 15 orang terluka dalam serangan itu.
"Kompleks milik lembaga ekonomi dan polisi militer menjadi sasaran," kata mereka.
Terkait serangan Israel di Yaman ini, Amerika Serikat mengatakan pihaknya tak mau ikut campur.
Para pejabat AS segera menjauhkan diri dari serangan itu dan mengatakan bahwa Israel telah bertindak sendiri.
Sumber-sumber Israel mengatakan kepada Ynet pada hari Jumat bahwa "respons akan dilakukan terhadap pesawat nirawak Iran yang ditembakkan oleh Houthi".
"Pilihan untuk melakukan tindakan di tanah Yaman sudah ada di atas meja, dan tidak dapat dikesampingkan kemungkinan bahwa respons akan dilakukan di sana," kata salah seorang sumber.
Pada awal perang di Gaza, Israel memperdebatkan apakah dan bagaimana menanggapi ancaman Houthi.
Baca juga: Israel Serang Yaman, F-35 Incar Tangki Minyak di Pelabuhan Hodeidah, Houthi Akui Ada Korban Jiwa
Beberapa pihak meyakini mereka harus diserang dan dicegah — antara lain, dengan menyerang aset-aset Houthi termasuk pelabuhan — tetapi akhirnya diputuskan untuk menyerahkan tindakan terhadap kelompok teror itu kepada AS sebagai bagian dari koalisi internasional yang terbentuk di wilayah tersebut.
Koalisi tersebut terkadang menyerang di dalam Yaman dan mencegat rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan dari zona yang dikuasai Houthi.
Sementara Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah — baik milik sipil maupun milik koalisi.