Israel tak menjelaskan kapan invasi Lebanon akan dilakukan, namun menurut cuplikan video yang beredar di sosial media sejumlah kavaleri tank dan kendaraan lapis baja Israel mulai dikirim ke wilayah utara yang berbatasan dengan Lebanon.
AS Cs Bujuk Israel Agar Batalkan Invasi
Mencegah terjadinya serangan besar-besaran yang dapat memperburuk situasi di Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mulai melakukan aktivitas diplomatik untuk menahan kemungkinan tanggapan Israel terhadap kelompok bersenjata Hizbullah.
Langkah Serupa juga turut dilakukan Amerika Serikat, Prancis dan negara lain.
Mereka berusaha mencegah konflik regional, membujuk Israel agar tidak melakukan invasi ke wilayah Lebanon.
Bahkan untuk mencegah terjadinya perang besar, Lebanon mengklaim pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib berharap, hasil investigasi mengarah pada organisasi lain.
Jika memang ada keterlibatan Israel dan Hizbullah, diharapkan murni karena kesalahan bukan kesengajaan.
Iran Siap Lindungi Lebanon
Sementara itu Pasca Netanyahu bersiap melakukan serangan besar-besaran, Iran mengungkap bahwa dirinya siap pasang badan melindungi Lebanon.
Iran bahkan tak segan melakukan serangan balik Ke Israel apabila nekat menyerang Hizbullah yang ditudingnya berada di balik serangan ke Dataran Tinggi Golan.
Tak hanya memberikan dukungan finansial, dalam kesempatan itu Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian juga berjanji bakal memberikan dukungan militer kepada Hizbullah, yang dibentuk atas inisiatif Garda Revolusi Iran setelah musuh bebuyutan Israel menyerbu Beirut pada tahun 1982.
Pernyataan tersebut disampaikan Pezeshkian kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah lewat kantor berita resmi Iran, IRNA.
Adapun dukungan ini dilontarkan Pezeshkian sebagai salah satu bentuk program kebijakan luar negeri pertama sejak kemenangannya dalam pemilihan presiden Iran putaran kedua.
“Republik Islam Iran selalu mendukung perlawanan rakyat di kawasan itu (Hizbullah) terhadap rezim Zionis yang tidak sah. Dukungan terhadap perlawanan ini berakar pada kebijakan fundamental Republik Islam Iran, cita-cita mendiang Imam Khomeini, dan arahan Pemimpin Tertinggi, dan akan terus berlanjut dengan kekuatan,” tegas Pezeshkian.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)