News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kepala Hamas Ismail Haniyeh Tinggalkan Jalur Gaza Tahun 2019, Menetap di Qatar, Terbunuh di Iran

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Hamas Ismail Haniyeh Tinggalkan Jalur Gaza Tahun 2019, Menetap di Qatar, Terbunuh di Iran.

Korps Garda Revolusi Islam Iran kemudian menggarisbawahi, "Kami sedang mempelajari dimensi kesyahidan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dan akan mengumumkan hasil penyelidikannya kemudian."

Israel melancarkan perang di Gaza , dengan janji membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya, setelah kelompok itu menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang lainnya.

Setidaknya 39.400 warga Palestina tewas dalam perang Israel, dan 90.996 orang terluka.

lihat foto Garda Revolusi Iran (IRGC) membenarkan kabar pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.
Jusuf Kalla bertemu dengan Ismail Haniyeh

Pertengahan Jumat (12/7/2024) kemarin, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia (RI), M Jusuf Kalla  dengan pemimpin politik gerakan Hamas, Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, pada Jumat (12/7/2024).

Pertemuan antara Jusuf Kalla dan Ismail Haniyeh berlangsung selama dua jam.

Di kesempatan itu,  Jusuf Kalla menyampaikan simpati kepada rakyat Palestina yang telah menjadi korban konflik dalam agresi militer Israel.

Pria yang juga akrab di sapa JK tersebut, menegaskan kalau Indonesia akan terus menunjukkan solidaritasnya dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Jusuf Kalla juga menyampaikan rasa sedih dan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.

Sebagai sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia, JK juga menyoroti kesulitan dalam mendistribusikan bantuan ke Gaza akibat dari blokade yang dilakukan oleh Israel.

Jusuf Kalla dan Ismail Haniyeh tampak berdiri di luar ruangan, ada beberapa orang di dekat mereka.

Beberapa pria mengenakan batik dan jas berdasi, lainnya berpakaian semi-formal.

Untuk meningkatkan kondisi di Palestina, Jusuf Kalla menyarankan agar Gerakan Hamas tetap menunjukkan persatuan dan solidaritas dengan Al Fatah, serta memperbaiki hubungan internal mereka sendiri.

Menurutnya, tanpa kesatuan aspirasi dan institusi yang kuat, penyelesaian masalah Gaza akan semakin rumit.

Lebih lanjut, JK mengajukan perlunya menyusun rencana kemanusiaan untuk Gaza, yang mencakup prioritas seperti perawatan medis bagi korban luka dan sakit, serta perlindungan bagi perempuan, orang tua, dan anak-anak untuk mencegah terjadinya korban perang yang lebih banyak.

Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa semua upaya ini hanya akan efektif jika kekerasan dari Israel dapat dihentikan terlebih dahulu.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini