Surat kabar Israel, Israel Hayom, menyatakan bahwa alarm peringatan adanya "pesawat musuh" awalnya diaktifkan di Hanita, Shlomi, dan Batza di Galilea Barat.
Pada tahap selanjutnya, alarm dipicu di Nahariya dan di permukiman Liman, Batsat, Gesher HaZiv, Sa'ar, Ghetto Fighters, dan kawasan industri Akziv Milovat.
Alarm juga dilaporkan berbunyi di kota Acre (Akka), dan permukiman terdekat Evron, Mazraa, Nativ Shayira, Ben Ami, Shevi Zion, dan Regva.
Peringatan tentang tembakan roket dan rudal dikeluarkan secara bersamaan untuk Nahariya, Evron, Ghetto Fighters, Ben Ami, dan Mazraa.
Komando Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi "peristiwa pesawat musuh memasuki langit Israel,".
Belakangan mereka mengklaim bahwa peristiwa itu telah berakhir.
Direktur Jenderal layanan ambulans Israel mengatakan bahwa beberapa orang terluka dalam serangan pesawat nirawak yang menargetkan Galilea Barat.
"Setidaknya lima orang terluka oleh serangan pesawat nirawak di Galilea Barat, termasuk satu orang dalam kondisi kritis" menurut Yedioth Ahronoth.
Serangan itu terjadi meskipun Israel berada dalam status siaga maksimum di tengah kekhawatiran tentang potensi tindakan pembalasan oleh Iran dan sekutunya di kawasan itu, menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, pada 31 Juli.
AS Bersiap Pembalasan Iran
Terkait eskalasi di Timur Tengah, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin bertemu dengan tim keamanan nasionalnya di Ruang Situasi Gedung Putih untuk membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah, menurut Al-Jazeera.
AS telah mengerahkan kapal induk tambahan, jet tempur, dan pesawat tempur ke kawasan itu untuk mendukung Israel di tengah laporan bahwa Iran mungkin akan membalas.
Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut menewaskan komandan terkemuka Hizbullah, Fouad Shukr.
Israel telah menegaskan kembali kesiapan militernya untuk menghadapi potensi tanggapan Iran atas pembunuhan Haniyeh dan juga telah membiarkan opsi terbuka untuk melakukan "serangan pendahuluan" terhadap Iran dan Hizbullah.
Iran telah berjanji untuk menanggapi pembunuhan tersebut, dengan komandan Garda Revolusi Hossein Salami menyatakan bahwa Israel akan menerima “pukulan telak di tempat dan waktu yang tepat.”
(oln/khbrn/pc/*)