News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Al Qassam Siarkan Adegan Drone Bunuh Diri Hantam Rumah Persembunyian Tentara Israel di Khan Yunis

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Drone serang Zuari milik milisi perlawanan Palestina, Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas.

Faktanya, hingga akhirnya ditarik mundur dengan berbagai dalih pada April lalu, pasukan IDF di Khan Yunis sudah bertempur selama 4 bulan, tanpa mendapatkan target yang mereka tetapkan.

Al-Falahi menganalisis - dalam segmen analisis militer di situs Al Jazeera - bahwa tidak mungkin memberikan jangka waktu pasti dalam hal pencapaian tujuan di kawasan terbangun (perkotaan) seperti Khan Yunis.

"Terutama karena sarana yang dikembangkan tidak konsisten dan tidak mampu mencapai tujuan dari operasi darat militer yang dilancarkan," katanya.

Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat IDF gagal di Khan Yunis merujuk dari salah perhitungan yang terjadi.

Pertama, pertempuran di Khan Yunis adalah jenis perang kota, bukan perang di wilayah terbuka, sebuah hal yang justru ditonjolkan IDF dalam persiapannya.

Faktor ini menjadi hal yang membuat IDF mati kutu terlepas dari keunggulan dari jenis dan kuantitas persenjataan yang mereka miliki.

Ini pula yang menjelaskan hal kenapa banyak tank merkava IDF yang hangus di Khan Yunis. 

Baca juga: Al Qassam Ledakkan 3 Merkava Israel: 6 IDF Tewas Terjebak, Brigade Al-Quds Beraksi di Deir al-Balah

Celah-celah sempit dengan banyak gang, plus kontur medan pertempuran yang berhias banyak puing bangunan, merupakan lanskap yang juga berbeda dari yang disiapkan IDF menghadapi milisi perlawanan Palestina.

Faktor ini menjelaskan soal banyaknya operasi penyergapan (ambushment) yang sukses dari Brigade Al-Qassam.

Baca juga: Al Qassam Sergap Tentara Israel di Khan Yunis, Pasukan Penyelamat IDF yang Datang Kena Hantam Juga

"Pertempuran di wilayah terbuka berbeda dengan pertempuran di dalam kota, seperti halnya pertempuran melawan tentara reguler berbeda dengan pertempuran dengan kelompok bersenjata," kata Al-Falahi.

Selain taktik hit and run, milisi perlawanan Palestina juga sudah menyiapkan diri untuk pertarungan jarak dekat.

"Pertempuran melawan milisi juga mencakup pertarungan personal (satu lawan satu) dan perang gerilya," katanya.

Tank Merkava tentara Israel (IDF) hangus terbakar. Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dalam pengumuman terbarunya menyatakan menghancurkan tank Merkava 4 IDF dalam sebuah pertempuran di Selatan Kota Gaza, Jumat (29/3/2024). (khaberni/HO)

Baca juga: Babak Belur di Khan Yunis, Tentara Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan: Sisakan Satu Batalyon IDF

Babak Belur Kalau Tidak Mundur

Dia menekankan, tentara pendudukan Israel menghadapi kesulitan besar selama operasinya di Khan Yunis.

"Mereka mempunyai masalah untuk tetap berada di dalam kota, dan kelangsungan hidup mereka terancam karena adanya kegagalan militer," kata dia menganalisis alasan sebenarnya dari penarikan mundur pasukan tersebut.

Al-Falahi, menekankan, penarikan mundur pasukan ini menandai kegagalan operasi militer IDF di Khan Yunis karena gagal mencapai targetnya yaitu melenyapkan Gerakan Perlawanan Hamas dan membebaskan para tahanan Israel yang disandera.

Meski begitu, Al-Falahi mengakui kalau operasi darat Israel di Khan Yunis selama empat bulan memang melemahkan kemampuan faksi perlawanan.

Namun dia menekankan kalau eksistensi militer perlawanan Palestina di sana tetap ada.

"Kehadiran mereka (milisi perlawanan Palestina, Hamas dan PIJ, red) di seluruh wilayah Jalur Gaza di utara, tengah dan selatan, menunjukkan kalau operasi perlawanan tidak berhenti," katanya.

Beda Klaim IDF dan Kenyataan

Al-Falahi juga menyoroti beberapa kontradiksi dalam pernyataan pihak militer Israel.

Contohnya soal klaim Israel yang mengatakan kalau tentara IDF akan kembali ke Khan Yunis jika ada ancaman.

Dalam pernyataan kritis, dia menyebut: “Mengapa penarikan dilakukan setelah operasi Zinna dan Hay al-Amal baru-baru ini di Khan Yunis?”

Baca juga: Babak Belur di Khan Yunis, Tentara Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan: Sisakan Satu Batalyon IDF

Ia menyinggung sejumlah tekanan yang dihadapi Israel.

Selain tekanan Washington, Tel Aviv berada di bawah ancaman front Gaza dan Tepi Barat, dan mungkin potensi perang terbuka melawan Hizbullah Lebanon.

Dia menambahkan, ancaman pembalasan oleh Iran dia prediksi menjadi hal lain di balik penarikan pasukan besar-besaran IDF tersebut.

“Ada ancaman Iran untuk merespons Israel setelah pemboman konsulat Teheran di Suriah, selain perpecahan politik yang tajam di Israel dan dampaknya terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu," katanya.

Jarak antara Khan Yunis dan Rafah di Gaza Selatan yang berkisar 8 mil atau 7 Kilometer.

Buat Apa IDF Membombardir Khan Yunis?

Lalu buat apa IDF membombardir Khan Yunis selama ini jika harus ditarik mundur tanpa hasil lalu menyerbu lagi di kemudian hari?

Al-Falahi menilai, tujuan awal invasi Khan Yunis IDF ini terkait dengan penyerbuan darat IDF ke Kota Rafah.

Dengan hipotesis Rafah adalah benteng terakhir dari Hamas di Gaza, seperti yang digaungkan petinggi militer Israel, IDF harus mengamankan area yang bisa digunakan sebagai basis pasukan.

Dalam penyerbuan 'benteng' Rafah, Israel berniat menjadikan Khan Yunis sebagai wilayah perlindungan pasukannya.

Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas

Sebagai catatan, Rafah dan Khan Yunis hanya berjarak sekitar 8 mil atau 7 Kilometer, perimeter ideal bagi basis pasukan untuk maju dan mundur dari dan ke lokasi pertempuran.

"Mereka untuk mengubahnya menjadi daerah perlindungan potensial sehubungan dengan pembicaraan tentang Pertempuran Rafah, serta keinginan untuk beristirahat dan memulihkan kesiapan pasukan Israel," papar Al-Falahi.

Dengan kegagalan 'menguasai' Khan Yunis, Al-Falahi menilai Israel akan memulai peralihan ke tahap ketiga perang.

Dalam fase ini, Israel akan mengurangi operasi militer yang melibatkan banyak personel dan cenderung menggunakan serangan yang berbasis informasi intelijen.

(oln/jp/khbrn/*)

    

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini