TRIBUNNEWS.COM - Mayor Jenderal Israel Ziv memperingatkan agar tidak mendorong perang dengan Iran, yang ia sebut sebagai “musuh utama” Israel.
Pasalnya, saat ini militer Israel masih bertempur di Gaza.
Sementara, Ziv mencatat masih ada 20.000 pejuang Hamas yang berkumpul kembali di Gaza.
"Sudah hampir setahun ini, kami belum mampu mengalahkan musuh terkecil kami," kata Ziv dalam komentar yang dimuat di situs berita Israel, Maariv, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
"Memang benar bahwa kita perlu berurusan dengan Iran, tetapi kita memerlukan strategi untuk itu, dan untuk itu, kita perlu menutup satu front, menangani yang lain, dan mengejar strategi yang lebih berarti terhadap Iran," jelas Ziv.
“Israel tentu tidak akan mampu melaksanakan tugas memerangi semua pihak jika mereka tidak mampu menutup garis depan yang paling sederhana sekalipun,” tambah dia.
Iran Nilai Israel Kehilangan Daya Tangkal
Sementara itu, Iran menyebut Israel telah kehilangan kekuatannya untuk mencegah serangan Hizbullah.
Pernyataan Iran ini menyusul serangan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, terhadap Israel pada Minggu (25/8/2024).
Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel.
Namun, militer Israel mengatakan telah menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar.
Baca juga: Jenderal AS: Risiko Perang di Utara Agak Mereda setelah Bentrokan Sengit Israel vs Hizbullah
"Meskipun mendapat dukungan komprehensif dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel tidak dapat memprediksi waktu dan tempat tanggapan yang terbatas dan terkelola oleh perlawanan," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanaani, Senin (26/8/2024), dikutip dari Arab News.
"Israel telah kehilangan kekuatan pencegahannya," lanjut Kanaani.
Ia menambahkan, Israel sekarang harus mempertahankan diri di wilayah yang didudukinya.
"Keseimbangan strategis telah mengalami perubahan mendasar yang merugikan Israel," tambah Kanaani.