News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Prancis Jatuhkan 12 Tuntutan Pidana Kepada CEO Telegram Pavel Durov

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pavel Durov, pendiri aplikasi Telegram. Berdasarkan pernyataan jaksa, Pavel Durov dijatuhi 12 tuntutan berbeda, yang saat ini sedang dalam penyelidikan, The Cradle melaporkan.

Surat kabar Israel itu mencatat Telegram dianggap yang paling tidak kooperatif dari semuanya.

Sebab banyak perusahaan teknologi menyederhanakan aturan mereka, yang memungkinkan sejumlah negara menghubungi mereka untuk menyensor konten.

Dalam laporannya, Haaretz menjelaskan kalau tak sedikit platform media sosial telah berinvestasi besar dalam moderasi, yang memungkinkan orang dan organisasi untuk membantu memantau konten – misalnya, penghapusan konten antisemit atau posting yang menghasut terorisme atau bahkan penghapusan video dari pembantaian 7 Oktober – Telegram belum melakukannya.

Israel telah berhasil mengendalikan dan menyensor informasi di aplikasi media sosial lainnya, termasuk Instagram, Facebook, X, dan TikTok, melalui lobi Cyberwell, sebuah LSM yang memiliki hubungan luas dengan intelijen Israel.

Pada tanggal 23 Agustus, saluran Telegram Resistance News Network (RNN) diblokir di seluruh Uni Eropa, sehingga mereka harus mengaktifkan cadangannya.

Pada tanggal 16 Agustus, perusahaan induk Facebook dan Instagram, Meta, secara permanen melarang  The Cradle dari platform media sosialnya karena diduga melanggar pedoman komunitas dengan "memuji organisasi teroris" dan terlibat dalam "hasutan untuk melakukan kekerasan."

The Cradle telah melampaui 107.000 pengikut dan mengumpulkan jutaan penayangan karena liputannya tentang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Prihatin dengan gelombang konten pro-Palestina, warga Israel di industri teknologi mencoba pada akhir tahun 2023 untuk menghubungi pendiri Telegram di UEA, tempat ia tinggal dan memiliki kewarganegaraan.

"Meskipun mereka berhasil menghubungi Durov, dia tidak menanggapi permintaan pribadi untuk meningkatkan moderasi di platform tersebut,” tulis Haaretz.

Pada tanggal 7 Agustus, FBI menggerebek rumah jurnalis AS dan mantan inspektur senjata PBB Scott Ritter, yang berkontribusi pada RT dan sangat kritis terhadap kebijakan AS di Ukraina dan Israel.

Penggerebekan di rumah Ritter terjadi 24 jam setelah dia menyatakan dalam wawancaranya dengan Hakim Andrew Napolitano bahwa orang-orang Yahudi Israel yang religius mengutip Talmud untuk membenarkan penyerangan seksual dan penyiksaan terhadap tahanan Palestina di kamp penahanan Sde Teiman yang terkenal kejam.

Jurnalis Suriah-Inggris Richard Medhurst ditangkap dan ditahan selama 24 jam setelah kedatangannya di Bandara Heathrow awal bulan ini, ia mengumumkannya pada tanggal 20 Agustus.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini