News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Jetblue Airlines Ubah Wilayah Israel Jadi 'Teritori Palestina' di Peta Penerbangannya

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta Israel yang diubah jadi teritori Palestina di peta penerbangan Jetblue Airlins. Dalam peta penerbangannya, JetBlue menghapus Golan Israel dan melabeli sebagian besar negaranya sebagai 'Wilayah Palestina.'

TRIBUNNEWS.COM - Maskapai penerbangan Jetblue Airlines jadi perbincangan warga Israel dan komuitas dunia penerbangan karena menampilkan peta penerbangan yang menampilkan Israel sebagai 'Wilayah Palestina' pada layar yang terpasang di belakang kursi penumpang.

Pada peta penerbangannya, Jetblue Airlines tidak lagi memasukkan Dataran Tinggi Golan atau pembangian wilayah Tepi Barat dalam wilayah perbatasan Israel.

Yang menarik, penulisan kata-kata 'wilayah Palestina' pada peta penerbangan tersebut menggunakan font teks dengan ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan tulisan Israel, sehingga menutupi seluruh negara tersebut.

Sejumlah penumpang maskapai ini terkejut dan mengeluh, namun pihak perusahaan tidak menyampaikan permintaan maaf ataupun mengubah peta.

Menurut media Israel, YNet News, para penumpang bertanya-tanya apakah ini sebuah kesalahan atau merupakan perspektif baru mengenai perbatasan Israel. JetBlue menjawab bahwa layanan peta disediakan oleh pihak ketiga dan sekarang mencoba memahami dari mana peta itu berasal.

Dalam tanggapan mereka, manajemen Jetblue Airlines menyalahkan penyedia layanan eksternal daripada meminta maaf atau menjelaskan pilihan untuk menampilkan perbatasan Israel secara berbeda.

Inilah tampilan peta Israel yang diubah jadi teritori Palestina di peta penerbangan Jetblue Airlins. Dalam peta penerbangannya, JetBlue menghapus Golan Israel dan melabeli sebagian besar negaranya sebagai 'Wilayah Palestina.' (YNet News)

Perubahan peta Israel menjadi teritori Palestina di peta penerbangan Jetblue ini mengundang reaksi keras warga Israel di media sosial.

“Mengapa tidak mengambil pelajaran geografi dasar terlebih dahulu, daripada berurusan dengan penyedia layanan yang tidak dikenal?” tulis salah satu netizen di media sosial.

Pengguna lain menyarankan Jetblue memeriksa peta sebenarnya sebelum memposting konten.

Beberapa orang bercanda dan membandingkan kesalahan JetBlue dengan peta presentasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Rabu, yang tidak mencakup Tepi Barat.

Salah satu dari mereka menulis: "Agar adil terhadap JetBlue - bahkan perdana menteri Israel sendiri tidak sepenuhnya yakin apa perbatasan negaranya."

Peta tersebut masih ditampilkan pada penerbangan, dan JetBlue belum mengklarifikasi apakah akan mengubahnya atau membiarkannya tetap dipajang.

Baca juga: Awak Kabin Terpapar Omicron, JetBlue Airways Batalkan 1.280 Jadwal Penerbangan

Kontroversi seperti ini bukan yang pertama kali terjadi pada perusahaan tersebut.

Pada bulan April 2024, Jetblue Airlines secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan mengubah prosedurnya menyusul insiden di mana seorang penumpang Yahudi dari Florida mengeluhkan pin Free Palestine di seragam pramugari, yang mengakibatkan dia dikeluarkan dari penerbangan.

Akhirnya, perusahaan tersebut meminta maaf dan mengatakan akan mengubah kebijakan yang mengizinkan pramugari memakai pin pribadi untuk "mencerminkan lingkungan saat ini".

Jetblue menyatakan bahwa mereka telah menghubungi penumpang Yahudi tersebut dan meminta maaf atas gangguan pada penerbangan JetBlue miliknya.

Baca juga: MAS Juga Temukan Masalah pada Selang Bahan Bakar Mesin Rolls Royce di Airbus A350-900

“Kami berharap dengan tindakan ini kami dapat menyambutnya kembali ke penerbangan JetBlue di masa depan,” kata perusahaan itu.

Menjawab pertanyaan Ynet, perusahaan tersebut mengatakan bahwa sejumlah maskapai penerbangan lain di seluruh dunia menggunakan perangkat lunak peta yang sama, yang disediakan oleh sumber luar, pada layar sandaran kursi mereka.

“Kami tidak yakin penyedia telah melakukan pembaruan atau perubahan pada peta baru-baru ini.

Kekhawatiran yang dilaporkan mengenai ukuran font tampaknya terkait dengan saat pengguna memperbesar peta pada area yang berukuran kecil. di berbagai negara dan kota, label font meningkat secara tidak proporsional dibandingkan dengan daratan.

Ini adalah cara kerja teknologi di seluruh wilayah dunia dan tampaknya ini bukan pilihan atau pernyataan yang disengaja tentang Israel."

"Aplikasi peta terutama dimaksudkan untuk melihat ke mana pesawat Anda terbang, dan JetBlue tidak terbang ke Israel atau Timur Tengah."

"Untuk itu, kami sebelumnya belum meninjau fungsi aplikasi peta di wilayah tersebut. Kami telah menghubungi penyedia layanan kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang fungsi dan keakuratan peta," sebut pihak Jeblue Airlines.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini