TRIBUNNEWS.COM - Investigasi oleh lembaga penyiaran publik Israel Kan 11 News mengungkapkan bahwa komandan tinggi Angkatan Udara Israel, termasuk komandan IAF Tomer Bar, dianggap tidak mengetahui insiden pembantaian dalam acara festival Nova, pada 7 Oktober 2023.
Pimpinan Angkatan Udara Israel itu dinilai lalai dan telat mengetahui peristiwa 7 Oktober meskipun publik telah melihat gambar dan video di berita serta media sosial.
Investigasi tersebut juga menyatakan bahwa IDF hanya menyusun perintah yang merinci peran IAF dalam memukul mundur invasi ke Israel beberapa hari sebelum pembantaian.
Namun perintah itu hampir tidak menyentuh masalah sejumlah besar teroris yang menyeberang ke wilayah Israel.
Laporan investigasi dari jurnalis Israel Avi Amit didasarkan pada laporan media dan tinjauan internal militer, yang belum dibagikan kepada publik, seperti dikutip dari AllIsraelNews.
Amit menyatakan, angkatan udara tidak mempraktikkan skenario invasi darat dari Gaza, meskipun ada pengembangan demonstrasi perbatasan “Great March of Return” yang diselenggarakan oleh Hamas pada tahun 2018 dan 2019.
Protes-protes ini kini secara luas dilihat sebagai upaya pengumpulan intelijen sekaligus protes, dengan Hamas mencoba mempelajari potensi respons IDF terhadap kelompok besar warga Palestina di perbatasan.
“Tiga tahun lalu, saya menyadari bahwa kami tidak bagus, bahwa kami harus bersiap menghadapi peristiwa yang meledak. Saya sampaikan hal ini kepada semua perwira senior di angkatan. Jadi mereka melakukan latihan satu kali saja dengan sistem UAV untuk menghentikan teroris di antara pagar dan kibbutzim untuk 'mengakhiri' latihan. Masalahnya adalah di situlah latihan berakhir. Tidak ada pelatihan lebih lanjut. Ini skandal," jelas Seorang perwira senior di divisi UAV Angkatan Udara mengatakan kepada Amit.
Laporan investigasi Kan mengklaim, Komandan IAF Tomer Bar baru mengetahui tentang pesta Nova pada pukul 4:20 sore waktu setempat, setelah pembantaian selesai.
Bukan saja Bar tidak sadar, pilot helikopter yang dikirim untuk membantu memukul mundur invasi Hamas juga tidak mengetahui adanya pesta besar-besaran di perbatasan hingga sore hari.
Seorang pilot mengatakan dia baru mengetahui kejadian tersebut ketika dia diminta oleh seorang perwira Brigade Golani untuk membantu timnya tiba di sana.
Baca juga: Peringatan Putin: Sekutu Ukraina dari NATO, AS, Negara Eropa Berarti Sedang Berperang dengan Rusia
"Dia meminta saya untuk mengawalnya ke festival , dan saya tidak mengerti apa yang dia bicarakan," kata pilot itu, menurut Ynet News.
"Saya pikir itu sebuah kode."
Investigasi oleh Kan mengungkapkan bahwa pilot Angkatan Udara awalnya ditugaskan untuk melindungi aset strategis dari jenis serangan yang lebih konvensional dan tidak diperintahkan untuk menanggapi ribuan teroris dan penduduk Gaza yang menyerbu perbatasan.