News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar Militer Ungkap Cara Israel Merudal Pimpinan Komando Hizbullah di Lantai Dua Bawah Tanah 

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon pada 20 September 2024. Serangan ini menewaskan dua dari 20 komandan pasukan elite Radwan Hizbullah yang tengah menggelar rapat di fasilitas lantai dua bawah tanah gedung tersebut.

Operasi intelijen pra-serangan yang dilakukan oleh pihak Israel, kata Abu Zaid, berisiko sangat tinggi.

"Memeriksa gedung dan mengetahui bahwa garasi parkir adalah titik terlemah di mana rudal pesawat dapat mencapai tempat pertemuan, dan pemeriksaan di sini lebih berbahaya daripada pelanggaran keamanan," katanya.

Abu Zaid menambahkan, pihak militer Israel juga berupaya tidak memberikan ruang bagi Hizbullah untuk mengatur ulang barisannya setelah serangan ledakan massal pager dan perangkat komunikasi secara menyeluruh di Lebanon.

"Garis komando (Hizbullah) bersifat vertikal dan tengah fokus di tingkat atas. Israel memulai serangan dengan menargetkan bagian bawah piramida organisasi partai dengan menyerang anggota partai yang memiliki perangkat pager dan kemudian pindah ke tingkat atas dari mereka yang memiliki perangkat keynote. 

Serangan ke tingkat atas yang dimaksud adalah penargetan pada hari Jumatkemarin yang menyasar para pemimpin Unit Radwan, salah satu unit Hizbullah yang paling penting dan rahasia.

Baca juga: Israel Tutup Wilayah Udara Selama 24 Jam Seusai Rudal 20 Komandan Elite Radwan Hizbullah di Beirut

Seorang prajurit Israel (IDF) berlari untuk berlindung saat roket Hizbullah menghantam wilayah pendudukan utara Israel. (khaberni/HO)

Rantai Komando Solid 

Abu Zaid menjelaskan, rantai pengambilan keputusan di Hizbullah sangat kuat. Dan meski sistem komando dan kendalinya dihancurkan dalam waktu 72 jam, sistem persenjataan dan persenjataan militer tidak mengalami kerugian besar.

Dia menjelaskan, hal ini bisa menjadi faktor bagi Hizbullah untuk "Memulihkan rantai komando pengambilan keputusan dan membangun sistem komando dan kendali dengan cepat, sehingga gerakan tersebut akan mungkin dapat mereproduksi operasinya terhadap bagian utara wilayah Israel pada tingkat yang sama atau kurang dari sebelum serangan".

Terbukti, Hizbullah mampu membalas secara cepat dengan menargetkan pangkalan udara dan pangkalan rudal Israel di utara.

Baca juga: Komandan Pasukan Radwan Tewas, Hizbullah Balas Serang Pangkalan Rudal Israel Pakai Peluru Kendali

Pun begitu, Abu Zaid mengindikasikan kalau Hizbullah tidak akan melakukan pembalasan besar-besaran, setidaknya dalam waktu dekat.

"Karena mereka menyadari bahwa mereka tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut yang mungkin berdampak pada struktur organisasi gerakan," katanya.

Abu Zaid menambahkan bahwa Israel menang secara taktis, namun kalah secara strategis dalam palagan kali ini dengan membandingkan persamaan untung dan rugi di semua medan pertempuran yang tengah dihadapi pasukan Israel (IDF).

"Mereka mencoba menyerang melalui operasi militer di utara (Lebanon) untuk menutupi kerugiannya di selatan, di Gaza dan Tepi Barat," kata Abu Zaid.

 

(oln/khbrn/*)
   

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini