News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hari Terkelam Lebanon sejak 2006: Hampir 500 Warganya Tewas Dibunuh Israel, 35 di Antaranya Bocah

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran penembakan Israel di desa Zaita, Lebanon selatan, pada 23 September 2024.

Mesir meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk campur tangan. Adapun Irak meminta negara-negara Arab menggelar rapat darurat di sela-sela rapat Majelis Umum PBB.

Menurut Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi, serangan pihaknya menghantam infrastruktur yang telah dibangun Hizbullah selama dua dasawarsa.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut serangan itu sebagai “puncak” operasi militer Israel.

“Ini minggu tersulit bagi Hizbullah sejak pendiriannya,” ujar Gallant.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel melakukan tindakan militer demi mengubah “perimbangan keamanan” di wilayah utara.

Keluarga Suriah duduk dengan barang-barang mereka di belakang truk saat mereka menunggu di tengah kemacetan lalu lintas di kota Sidon, Lebanon selatan, pada tanggal 23 September 2024. (AFP/MAHMOUD ZAYYAT)

Konflik memasuki fase baru

Hizbullah dan Israel mulai saling menyerang di perbatasan setelah perang Gaza meletus. Menurut Hizbullah, serangannya adalah bentuk dukungan kepada Gaza yang diserbu Israel.

Baca juga: Netanyahu: Warga Lebanon Harus Pergi dari Rumah Berisi Senjata Hizbullah sebelum Dibom Israel

Kelompok itu mengatakan saat ini konflik dengan Israel telah memasuki “fase baru”.

Hizbullah meluncurkan roket ke fasilitas militer Israel di dekat Haifa dan dua pangkalan militer sebagai balasan atas serangan Israel di Lebanon selatan dan Bekaa.

Adapun pada hari Jumat lalu Israel berhasil membunuh panglima Pasukan Radwan bernama Ibrahim Akil.

Pada pekan yang sama muncul teror ledakan alat komunikasi pager di Lebanon. Puluhan orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka.

Lebanon menuding Israel adalah dalang di balik peledakan. Namun, Presiden Israel Isaac Herzog membantahnya.

Sejak konflik Hizbullah-Israel kembali muncul, sudah ada puluhan ribu orang dari kedua belah pihak di perbatasan Israel-Lebanon yang mengungsi.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengklaim negaranya tengah berupaya untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

AS yang menjadi sekutu utama Israel mengaku mengirim sejumlah tambahan pasukan ke Timur Tengah.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengaku sangat cemas karena ada banyak korban sipil di Lebanon.

Adapun Turki menyebut serangan Israel ke Lebanon terancam membuat Timur Tengah terbenam dalam kekacauan.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini