News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Yordania Ogah Mengekspor Tomat ke Israel Saat Pertanian Negara Zionis Hancur Gegara Hizbullah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani buah di Israel Utara dilaporkan merugi 500 juta shekel imbas lahan pertaniannya jadi sasaran serangan kelompok bersenjata Hizbullah dari Lebanon. Foto: Almayadeen

Laporan itu juga mencatat, sejauh ini belum ada yang menghubungi para petani di wilayah utara mengenai skema kompensasi apa pun karena tanaman mereka membusuk di tanah.

Baca juga: Terusir dari Tanah Pendudukan, Pemukim Utara Israel Tak Bisa Segera Kembali ke Rumah Mereka

Yaron Belhassan, CEO Organisasi Petani Buah di "Israel", mengatakan kepada Ynet, kerusakan parah terjadi pada kelangsungan fungsi pertanian di perbatasan utara, karena para petani tidak dapat merawat lahan pertanian mereka dan merawat tanaman mereka sebagai bagian dari persiapan yang diperlukan untuk musim tanam 2024.

Menurut Belhassan, "Ada pembicaraan mengenai kerusakan parah, dan para petani menuntut dibuatnya rencana aksi untuk menerima kompensasi penuh atas kerusakan yang mereka timbulkan, seperti yang terjadi selama perang Lebanon kedua."

“Jika [kompensasi tidak diberikan], seluruh fasilitas akan runtuh,” dia memperingatkan.

Presiden Federasi Petani Israel Dubi Amitay menyerukan untuk tidak menanami lahan terbuka apa pun yang terlihat oleh pihak Lebanon.

Dia menambahkan, meskipun kerusakan tidak dapat diperkirakan secara tepat, diperkirakan kerugian mencapai 500 juta shekel antara al-Jalil dan wilayah Suriah yang diduduki Israel, dataran tinggi Golan.

Baca juga: Tipu-tipu Tentara Israel Agar Pemukim Utara Gak Ngamuk: Ngaku Menyusup ke Lebanon Padahal Kagak

Pemukim Israel tengah menyortir buah delima hasil pertanian mereka di wilayah Askalan, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Oktober 2023.

Para Pemukim Israel Takut Kembali ke Utara

Sebuah laporan yang diterbitkan di The Washington Post membahas krisis yang dihadapi oleh pemukim Israel di tengah peningkatan eskalasi militer di front utara dengan Hizbullah di Lebanon selama sekitar tiga bulan.

Intensitas pertempuran dilaporkan menyebabkan ribuan dari mereka meninggalkan rumah mereka karena takut akan serangan Hizbullah.

“Ini bukan zona perang resmi. Namun ledakan artileri Israel dan rudal Hizbullah bergema di pegunungan yang dipenuhi bebatuan hampir setiap hari,” tulis laporan itu.

David Shtift, seorang pemukim Israel di Kibbutz (pemukiman/desa) Eilon, mengatakan, "Apa yang terjadi di selatan [yaitu di Gaza] persis seperti yang kami katakan bisa terjadi di sini [di Palestina utara], dan masih bisa terjadi."

"Itu nyata," kata Shtift.

Baca juga: Ancam Lebanon, Utusan AS: Belajarlah dari Gaza, Singkirkan Hizbullah dari Perbatasan Israel

Laporan tersebut mengklaim bahwa setidaknya 70.000 pemukim Israel telah meninggalkan permukiman di wilayah utara setelah operasi Perlawanan Hizbullah, sehingga mengubah wilayah tersebut menjadi zona militer tertutup.

Disebutkan bahwa beberapa batalyon Israel yang terdiri dari ribuan tentara telah dikerahkan di sana.

Menurut Washington Post, pembunuhan Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh al-Arouri, di Beirut oleh Israel "meningkatkan ketakutan di wilayah tersebut bahwa pertempuran di sepanjang perbatasan yang bergejolak ini dapat meledak menjadi perang habis-habisan."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini