Selain dari Hizbullah, IsraelĀ juga menghadapi serangan Perlawanan Irak yang mendukung Hizbullah.
Dalam kurun waktu 24 jam, Minggu (22/9/2024), Perlawanan Irak melancarkan lima operasi terhadap Israel sebagai balasannya atas serangan terhadap Lebanon.
Operasi kelima mereka, yang terakhir di hari Minggu, menargetkan Lembah Yordan menggunakan drone al-Arfad.
Dalam sebuah pernyataan, Perlawanan Irak menegaskan operasi itu dilakukan "sebagai kelanjutan perlawanan kamit erhadap pendudukan (Israel), untuk mendukung Palestina dan sebagai respons terhadap pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua."
Kelompok itu juga menggarisbawahi mereka akan terus "menyerang benteng musuh dengan intensitas yang semakin meningkat."
Sumber Al Mayadeen mengonfirmasi, Perlawanan Irak telah meluncurkan serangkaian drone yang menargetkan lokasi-lokasi di Lembah Yordan.
Baca juga: Serangan Hizbullah Meningkat, Israel Terapkan Situasi Khusus di Seluruh Negeri
Terkait operasi itu, media Israel menggambarkan serangan Perlawanan Irak sebagai serangan terbesar terhadap Israel sejak 1991.
Lebih dari 15 drone baru dikerahkan Perlawanan Irak, lapor media itu.
Drone-drone yang diluncurkan Irak telah mengaktifkan sirene di Kota Bisan di Lembah Yordan dan Dataran Tinggi Golan.
Diketahui, operasi pertama yang dilancarkan Perlawanan Irak menargetkan fasilitas vital.
Serangan kedua menargetkan berbagai lokasi di wilayah Palestina utara yang diduduki menggunakan rudal al-Arqab, rudal jelajah yang dikembangkan.
Sementara, serangan ketiga berfokus pada target di wilayah Palestina selatan yang diduduki.
Perlawanan Irak juga mengunggah foto sebuah drone di saluran Telegramnya dengan tulisan, "Dan bumi pun melepaskan beban-bebannya."
Tulisan itu mengutip dari Surat al-Zalzalah di dalam Al-Quran.
Selama seminggu terakhir, Perlawanan Irak telah melaksanakan empat operasi terhadap Israel.
Operasi keempat menargetkan lokasi pendudukan di Lembah Yordan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)