Fasilitas pangkalan angkatan laut Iran dan aset angkatan laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) merupakan target potensial lainnya bagi Israel.
Di samping ibu kota Iran, Teheran, kota pelabuhan Bandar-e Bushehr, yang menjadi lokasi infrastruktur energi utama dan fasilitas angkatan laut Iran, merupakan pusat penting.
Incar Pimpinan Militer
Mengutip TRTWorld, Direktur Institut Levant untuk Urusan Strategis Sami Nader, meyakini bahwa meskipun serangan Iran sangat terukur, hal itu akan memberikan pembenaran bagi Israel untuk menyerang Iran di semua lini.
"Menurut pandangan saya, mereka dapat menargetkan fasilitas minyak mereka untuk merampas pendapatan finansial Iran atau mereka dapat menyerang langsung situs nuklir atau mungkin beberapa pemimpin kunci dalam garda revolusioner dengan cara yang sama seperti yang telah mereka lakukan terhadap Hizbullah," ungkapnya kepada TRT World.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan terhadap Israel merupakan respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan.
Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran pada bulan Juli, sementara Nasrallah dan Nilforoushan tewas dalam serangan udara di ibu kota Lebanon, Beirut, minggu lalu.
Nader mengatakan serangan Iran terhadap Israel dimaksudkan untuk meyakinkan kader Hizbullah bahwa Teheran ada di pihak mereka, bersedia menanggapi serangan gencar Israel terhadap kelompok itu dan mendapatkan kembali pencegahan terhadap musuh bebuyutan mereka.
Sementara, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dibawa ke lokasi yang aman di dalam Iran di tengah keamanan yang ditingkatkan, menurut laporan Reuters, setelah Israel membunuh Nasrallah dari Hizbullah dalam sebuah serangan di Beirut minggu lalu.
Kantor berita itu mengatakan Iran khawatir akan infiltrasi agen-agen Israel, termasuk warga negara Iran yang menerima gaji Israel, dan sedang melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap personel di antara anggota IRGC berpangkat menengah dan tinggi.
Sementara itu, Iran, yang khawatir akan memulai perang yang lebih besar, telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan pembalasan.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan IRGC siap mengulangi serangan rudalnya dengan “intensitas berlipat ganda” jika Israel menyerang balik wilayahnya.
“Jika rezim Zionis yang sudah gila itu tidak dikekang oleh Amerika dan Eropa dan berniat untuk meneruskan kejahatan-kejahatan seperti itu, atau melakukan sesuatu yang menentang kedaulatan atau keutuhan wilayah kami, operasi [Selasa] akan diulangi dengan skala yang jauh lebih besar dan kami akan menyerang semua infrastruktur mereka,” katanya.
Bagheri juga memperingatkan bahwa Iran sejauh ini menghindari penargetan warga sipil Israel, namun hal tersebut “sangat mungkin dilakukan”.
(Tribunnews.com/Chrysnha)