TRIBUNNEWS.COM - Situasi kemanusiaan di Gaza utara semakin menjadi tak tertahankan bagi penduduknya karena gencarnya serangan pasukan Israel.
Kini pemerintah Kota Beit Lahiya di Gaza utara telah mengumumkan kota itu sebagai daerah bencana.
"Kami menyatakan bahwa kota tersebut adalah daerah bencana akibat perang pemusnahan dan pengepungan Israel, dan tidak ada makanan, air, rumah sakit, dokter, layanan, atau komunikasi di sana," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Pejabat Jalur Gaza menuntut dibukanya koridor aman untuk membawa pasokan medis, makanan, bahan bakar, dan peralatan pertahanan sipil.
Badan pertahanan sipil Gaza, Selasa (29/10/2024) mengatakan serangan udara Israel semalam menewaskan 93 orang di sebuah bangunan hunian di distrik utara Beit Lahiya, CNBC melaporkan.
"Jumlah martir dalam pembantaian di rumah keluarga Abu Nasr di Beit Lahia telah meningkat menjadi 93 martir, dan sekitar 40 orang masih hilang di bawah reruntuhan," kata juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal, kepada kantor berita AFP dalam sebuah pernyataan terbaru.
Orang-orang masih mencari mayat di bawah reruntuhan.
Banyak sekali yang hilang karena diyakini tubuh mereka hancur berkeping-keping akibat intensitas serangan di rumah keluarga Abu Nasr di Beit Lahiya – serangan lain pada larut malam menewaskan sedikitnya 19 orang.
Serangan beruntun ini telah memberi tekanan lebih besar pada kru pertahanan sipil di lapangan.
Baca juga: Utusan PBB untuk Timur Tengah Kutuk Serangan Mengerikan Israel di Beit Lahiya
Mereka melakukan pekerjaan penyelamatan secara tidak resmi di lokasi-lokasi ini karena (militer Israel) telah mengancam mereka untuk tidak beroperasi di bagian utara Jalur Gaza.
Orang-orang di wilayah utara mengalami pengepungan militer, kekurangan pasokan dasar, dan serangan berkelanjutan yang menghancurkan hampir semua sarana yang mendukung keberadaan mereka.
Semua warga Gaza yang bertahan di wilayah itu tidak memiliki akses apa pun terhadap kebutuhan dasar apa pun.
Mereka juga tidak bisa mendapat perawatan medis.
Akses medis saat ini hanya untuk merawat sejumlah besar korban luka dan meringankan sebagian penderitaan.