Selain ekonomi, isu yang menjadi fokus dalam pemilu tahin ini adalah isu emosional.
Dari Partai Demokrat memperjuangkan hak aborsi, sementara Trump berfokus pada imigrasi.
Setelah pertemuan di perbatasan mencapai rekor tertinggi di bawah Biden, dan gelombang pengungsi berdampak pada negara bagian yang jauh dari perbatasan, jajak pendapat menunjukkan pemilih lebih memercayai Trump terkait imigrasi.
Menurut ahli, Trump terlihat tampil jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
4. Jumlah Orang Tanpa Gelar Lebih Besar daripada yang Memiliki Gelar
Trump tampaknya memiliki daya tarik yang berbeda.
Ia telah mengubah politik AS dengan mengubah konstituensi tradisional Demokrat seperti pekerja serikat menjadi Republik dan membuat perlindungan industri Amerika melalui tarif hampir menjadi norma.
Apabila ia bisa mendapatkan jumlah pemilih lebih banyak di wilayah pedesaan dan kota pinggiran di negara bagian maka akan dapat mengalahkan Harris.
5. Dianggap Sebagai Pemimpin yang Kuat
Trump mendapatkan kritik dari berbagai pihak.
Ia dianggap merusak aliansi Amerika dengan mendekati para pemimpin otoriter.
Akan tetapi, para ahli melihat mantan presiden itu memiliki sifat yang tidak dapat diprediksi.
Sehingga ini menjadi satu kekuatan yang dimiliki Trump.
Terutama saat ini banyak warga AS yang tidak suka dengan kebijakan Biden.
Di mana Biden mengirimkan miliaran dolar ke Ukraina dan Israel.
Mayoritas pemilih, terutama pria yang didekati Trump melalui podcast seperti milik Joe Rogan, melihat Trump sebagai pemimpin yang lebih kuat daripada Harris.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Donald Trump, Kamala Harris dan Pemilihan Presiden Amerika Serikat