TRIBUNNEWS.COM – Israel melancarkan serangan ke Suriah di tengah runyamnya situasi politik dan keamanan di negara Timur Tengah itu.
Para pengamat mengatakan sejauh ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah melancarkan sekitar 300 serangan udara ke Suriah.
IDF dilaporkan sudah menduduki Provinsi Quneitra di Suriah. Sebelumnya, Israel sudah mencaplok Dataran Tinggi Golan milik Suriah tahun 1981.
Israel bersikeras mengatakan aksi-aksinya belakangan ini di Suriah sebagai bentuk tindakan perlindungan dan dipicu oleh kekhawatiran dalam hal keamanan.
Akan tetapi, narasi Israel itu dibantah mentah-mentah oleh Furkan Halit Yolcu, pakar keamanan pada Universitas Sakarya di Turki.
Yolcu bahkan menyebut tindakan Israel sebagai serangan yang bertujuan untuk merampas wilayah Suriah.
Bisa dikatakan Israel saat ini bagaikan memancing di air keruh atau memanfatkan kekacauan yang terjadi di negeri jiran.
“Sejarah mengatakan ini bukan aksi melindungi, tetapi itu semua tentang cara pandang ofensif yang tengah berlangsung, memanfaatkan kesempatan, dan secara perlahan mengklaim wilayah,” ujar Yolcu dikutip dari Sputnik.
“Kapan pun ada kesempatan, kapan pun ada peluang, Israel sepertinya akan memanfaatkan momen itu dan berupaya mendapatkan lebih banyak wilayah selagi bisa,” katanya menjelaskan.
Lalu, Yolcu memperkirakan Israel tak akan “lolos” dalam aksinya belakangan ini. Dia memprediksi tindakan Israel akan dibahas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera setelah pemerintahan baru di Suriah terbentuk.
“Perkara itu mungkin akan menjadi masalah yang lebih besar daripada saat ini karena [Suriah] belum punya punya pemerintahan,” ujar Yolcu.
Baca juga: Hizbullah Mengutuk Agresi Israel Terhadap Suriah, Menyerukan Persatuan di Suriah
“Akan tetapi, ketika pemerintahan sudah terbentuk dan secara resmi diakui oleh masyarakat seperti halnya PBB, pasti sengketa wilayah akan dimulai.”
Israel mengaku hancurkan 80 persen kemampuan militer Suriah
Selepas melancarkan serangan selama beberapa hari, IDF mengklaim sudah menghancurkan 70 hingga 80 persen kemampuan militer Suriah milik rezim Presiden Bashar Al-Assad yang kini tumbang.
“Dalam 48 jam terakhir, IDF menyerang sebagian besar gudang senjata strategis di Suriah,” kata IDF hari Selasa, (10/12/2024), dikutip dari All Israel News.
Israel berdalih serangan itu dilakukan agar mencegah senjata jatuh ke tangan “unsur teroris”.
Adapun bagian terbesar serangan itu disebut “Operasi Anak Panah Bashan” dan sudah rampung hari Selasa.
Menurut Army Radio, operasi militer besar itu melenyapkan hampir semua peralatan militer Suriah yang disebut mengancam Israel.
Operasi itu mendapat lampu hijau dari Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi hari Sabu lalu atau teat sebelum rezim Assad resmi digulingkan.
Dilaporkan total ada 350 pesawat yang diikutsertakan Israel dalam serangan ke Suriah. Jumlah itu bahkan lebih dari setengah jumlah pesawat Angkatan Udara Israel.
IDF menyebut pesawat-pesawat itu terbang ratusan jam di atas langit Suriah.
Israel mengklaim target yang dihancurkan termasuk senjata strategis seperti rudal Scud, rudal penjelajah, rudal darat ke laut, rudal darat ke udara, dan rudal udara ke udara, pesawat nirawak, jet tempur.
Baca juga: Netanyahu Mengatakan Ingin Menjalin Hubungan dengan Rezim Baru Setelah Tentara IDF Menyerang Suriah
Di samping itu, perlengkapan reguler tentara seperti helikopter serang, radar, tank, hanggar pesawat, dan infastruktur intelijen turut hancur.
Israel juga mengerahkan angkatan lautnya untuk menyerang Pelabuhan Al-Beida dan Latakia. Serangan itu diklaim menghancurkan belasan kapal rudal milik Angkatan Laut Suriah.
Di samping itu, pasukan IDF di darat terus dikerahkan di bekas zona demiliterisasi sepanjang perbatasan. Dalihnya ialah untuk mengamankan area itu.
Tindakan tersebut mendapat kritik pedas dari negara-negara Arab. Sebagai contoh, Al-Araby Al-Jadeed menyebut aksi Israel itu sebagai pendudukan atas tanah Suriah.
Adapun Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen pada hari Selasa menyebut tindakan Israel telah memperburuk ketidakstabilan di Suriah.
Israel menguasai Gunung Hermon
Israel merampas Gunung Hermon yang menjadi gunung tertinggi di Suriah.
Seorang eks pilot tempur F-16 Israel, Naftali Hazony, menjelaskan pentingnya Gunung Hermon bagi Israel.
Menurut Hazony, didudukinya Hermon telah mengubah perimbangan keamanan regional dan memberi Israel keunggulan atas musuh-musuhnya.
“Israel sudah menguasai Gunung Hermon, gunung tertinggi di Suriah, tinggi puncaknya mencapai 2.814 meter,” kata dia dikutip dari Eurasian Times, (12/12/2024).
Dia berujar ibu kota Suriah, Damaskus, hanya berjarak 40 km dari gunung itu sehingga kini berada dalam jangkauan peluru meriam Israel.
Kata dia, Hermon adalah benteng alami. Suriah mendapatkan medan lebih tinggi berkat gunung itu.
“Selama puluhan tahun, pertahanan Israel utara dibayangi oleh Gunung Hermon di Suriah. Kini tak lagi. Benteng alami terpenting di kawasan ini kini jatuh ke tangan Israel,” ucap Hazony.
“Israel melakukannya dengan senyap, maju ke posisi yang ditinggalkan Suriah dan mengambilnya tanpa pertarungan.”
Hermon selain memiliki nilai taktis, posisinya yang strategis telah lama menjadi blind spot atau titik buta bagi radar Israel.
Kini setelah Hermon dikuasai, radar Israel bisa menjangkau jauh lebih banyak area, termasuk wilayah-wilayah Suriah dan Lebanon.
“Segera setelah ditempatkan di Gunung Hermon, radar Israel akan bisa melihat lebih jauh di Suriah dan Lebanon, memberikan peringatan awal datangnya jet dan drone yang terbang rendah. Intelijen Israel juga bisa memanfaatkan puncaknya, menempatkan sensor untuk melaukan pengintaian dan menyadap komunikasi musuh,” katanya menjelaskan.
Selain itu, Hermon juga menjadi pelindung yang sempurna bagi pasukan khusus Israel dan mata-mata yang kini bisa masuk ke Suriah dengan lebih bebas.
Dia menyampaikan beberapa rute penyelundupan yang digunakan Hizbullah di utara Hermon kini telah diputus sehingga fleksibilitas kelompok asal Lebanon itu terbatas.
“Ketika matahari terbit, Gunung Hermon memunculkan bayangan di atas markas Hizbullah di Lebanon selatan, mendominasi jalan utama ke benteng utara mereka di Lembah Beqaa. Beberapa rute penyelundupan Hizbullah di utara Hermon telah diputus,” ujarnya.
Dia berkata musuh-musush Israel yang bergerak ke arah Israel kini akan kelihatan.
“Warga di Israel utara bisa tidur lebih nyenyak setelah tahu bahwa Israel sudah menguasai gunung ini.”
(Tribunnews/Febri)