"Kementerian Perang Israel sebelumnya telah mengungkapkan rencana baru yang bertujuan merekrut 10.000 tentara untuk mengkompensasi kerugian perang yang dilancarkan Israel di front Gaza dan Lebanon, termasuk merekrut sekitar 6.000 Haredim dalam waktu dua tahun," kata laporan Khaberni.
Baca juga: Rudal Yaman Hantam Tel Aviv, F-18 AS Jatuh, Mossad Sarankan Israel Serang Langsung Iran Bukan Houthi
Iran Ancaman Terbesar Israel
Terkait perang multi-front yang dihadapi Israel, Koresponden Urusan Utara dan Militer Maariv Israel, Avi Ashkenazi, menyebut kekuatan militer Iran tetap menjadi yang terbesar dibandingkan dengan Israel.
Israel disebut-sebut akan kewalahan jika meniatkan diri untuk melawan Iran bila perang pecah.
Menurut Ashkenazi, Iran memiliki kekuatan besar, dengan ratusan ribu rudal, ekonomi yang lebih besar dari Israel, dan sumber daya yang besar, termasuk mineral, gas alam, dan minyak.
Dalam pernyataan Ashkenazi, ia mempertanyakan apakah Israel mampu terlibat perang melawan Iran, dan menekankan, masalahnya lebih kompleks.
Dikutip dari Al Mayadeen, Ashkenazi juga menyebut Lembaga Intelijen Israel, Mossad marah besar setelah adanya kebocoran dari wartawan politik yang mengklaim kepala Mossad merekomendasikan peluncuran kampanye melawan Iran.
Kepala Mossad, David Barnea pun langsung menyatakan laporan tersebut tidak sepenuhnya akurat.
"Saya berasumsi Barnea mengacu pada rencana operasional yang dapat merugikan Iran. Saya yakin itulah yang dimaksudnya," kata Ashkenazi.
Ashkenazi pun menekankan pentingnya untuk tidak meremehkan Iran, bahkan ketika mereka terluka.
"Akhirnya, Barnea mengakui bahwa pada akhirnya, Israel akan mundur dari perang dengan Iran," ucap Ashkenazi.
AS Khawatir pada Iran
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sangat khawatir dengan Iran yang menurutnya makin melemah.
Baca juga: Ali Khamenei: Iran Tak Punya Proksi di Timur Tengah, Zionis Israel Belum Menang
Meski semakin melemah, AS khawatir dengan pembangunan senjata nuklir yang dilakukan oleh Iran.
Iran telah mengalami kemunduran dalam pengaruh regionalnya setelah serangan Israel terhadap sekutunya, Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon, diikuti oleh jatuhnya Presiden Suriah yang bersekutu dengan Iran, Bashar al-Assad.
Serangan Israel terhadap fasilitas Iran, termasuk pabrik rudal dan pertahanan udara, telah mengurangi kemampuan militer konvensional Teheran.