"Tidak mengherankan ada suara-suara (di Iran) yang mengatakan, 'Hei, mungkin kita perlu mengembangkan senjata nuklir sekarang juga. Mungkin kita harus meninjau kembali doktrin nuklir kita'," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada CNN.
Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai, tetapi telah memperluas pengayaan uranium sejak Trump, dalam masa jabatan presiden 2017-2021, menarik diri dari kesepakatan antara Teheran dan negara-negara besar dunia yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Sullivan mengatakan ada risiko bahwa Iran mungkin mengabaikan janjinya untuk tidak membangun senjata nuklir.
"Ini adalah risiko yang sedang kami waspadai sekarang. Ini adalah risiko yang secara pribadi saya sampaikan kepada tim yang akan datang," ucap Sullivan.
Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari, dapat kembali ke kebijakan garis kerasnya terhadap Iran dengan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.
Baca juga: Rudal Yaman Hantam Tel Aviv, F-18 AS Jatuh, Mossad Sarankan Israel Serang Langsung Iran Bukan Houthi
Sullivan mengatakan Trump akan memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi dengan Teheran, mengingat "negara Iran yang melemah".
"Mungkin dia (Trump) bisa datang kali ini, dengan situasi yang dialami Iran, dan benar-benar menyampaikan kesepakatan nuklir yang mengekang ambisi nuklir Iran untuk jangka panjang," katanya.
Iran Bersumpah Hancurkan Tentara Bayaran AS
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang bersedia menjadi tentara bayaran Amerika Serikat (AS).
Pernyataan Ali Khamenei ini muncul setelah Pemimpin Tertinggi itu marah karena Iran selalu disalahkan ketika Timur Tengah memanas.
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Marah Besar Iran Selalu Disalahkan ketika Timur Tengah Memanas
Dalam pidatonya, Khamenei menguraikan strategi AS untuk mendominasi negara-negara, yang katanya berputar di sekitar dua skenario.
Pertama, mendirikan rezim despotik yang sejalan dengan kepentingan mereka.
Lalu yang kedua adalah mengobarkan kekacauan dan kerusuhan ketika rezim seperti itu tidak dapat didirikan.
"Di Suriah, mereka menggunakan kerusuhan dan menciptakan kekacauan," jelas Khamenei, dikutip dari IRNA.
Dirinya pun mengkritik tindakan AS dan Israel baru-baru ini, yang menyatakan bahwa rasa kemenangan mereka saat ini telah mengarah pada retorika yang gegabah.
Baca juga: Gembong IDF Pergi ke Negeri Jiran, Israel Takut Yordania Jadi Perpanjangan Tangan Iran