Sistem rudal anti-pesawat KUB (2K12) yang digerakkan sendiri dirancang untuk melindungi pasukan darat, terutama divisi tank, dari serangan udara oleh pesawat musuh yang terbang di ketinggian sedang dan rendah.
Sistem KUB dapat melibatkan target udara yang bergerak dengan kecepatan 420-600 m/s pada ketinggian antara 100-200 meter dan 5-7 kilometer, dengan jangkauan hingga 20 kilometer. Probabilitas memukul target dengan satu rudal tidak kurang dari 0,7.
Selain sistem pertahanan udara KUB, Houthi diyakini memanfaatkan rudal canggih “Saqr 358” yang diproduksi oleh Iran, yang menggabungkan kemampuan amunisi yang berkeliaran dan rudal anti-pesawat untuk menembak jatuh drone militer AS.
Rudal Saqr 358 dual-mode berfungsi sebagai amunisi yang berkeliaran dan rudal anti-pesawat, menargetkan drone yang dioperasikan oleh musuh-musuh Iran di zona konflik di Timur Tengah.
Dikembangkan oleh Iran, rudal canggih juga telah digunakan secara efektif oleh kelompok-kelompok proksi yang selaras dengan Iran di daerah-daerah konflik seperti Houthi di Yaman, kelompok-kelompok bersenjata di Irak, dan baru-baru ini oleh Hizbullah di Lebanon selatan.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka untuk perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan Perlawanan Palestina di wilayah itu melakukan serangan balasan yang mengejutkan, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas pendudukan.
Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka sampai serangan darat dan udara Israel yang tak henti-hentahkan di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 27.948 orang dan melukai 67.459 orang lainnya, berakhir.
Amerika Serikat dan Inggris pada bulan Desember mengumumkan koalisi militer untuk menargetkan Yaman untuk mendukung Israel.
(oln/MNA/SDA/*)