News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesehatan

Fase Bipolar dan Gejala pada Mental Health: Mania, Hipomania, Depresi, Episode Campuran

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gangguan bipolar - Fase Bipolar dan gejala dalam mental health: Mania, Hipomania, Depresi, Episode Campuran sebabkan perubahan suasana hati ekstrem.

Gejala hipomania melibatkan perubahan perilaku seperti:

- Terlalu banyak bicara;

- Keramahan yang ekstrem;

- Penggunaan zat;

- Hilangnya hambatan sosial.

Mirip dengan mania, orang sering merasa buruk atau malu dengan perilaku mereka setelah episode hipomania.

Mereka mungkin juga menemukan episode tersebut diikuti oleh fase depresi.

Baca juga: 10 Alasan Mengapa Mental Health Sangat Penting: Dapat Pengaruhi Fisik hingga Kehidupan Sosial

3. Depresi

ilustrasi depresi (spectator.co.uk)

Gejala fase depresi mirip dengan gejala gangguan depresi mayor.

Kondisi ini membuatnya sulit untuk mendiagnosis gangguan bipolar selama fase ini.

Gejala umum Depresi:

- Perasaan sedih;

- Merasa tidak berharga;

- Keputusasaan;

- Merasa bersalah;

- Masalah tidur (terlalu banyak atau tidak cukup tidur);

- Kelesuan;

- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan;

- Pikiran bunuh diri;

- Perubahan berat badan;

- Kesulitan berkonsentrasi.

Terlepas dari kesamaan antara keduanya, ada beberapa gejala yang unik pada fase depresi gangguan bipolar.

Misalnya, orang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami perasaan gelisah dan perubahan suasana hati yang tidak terduga selama fase depresi.

Mereka mungkin juga lebih rentan terhadap iritabilitas.

Gejala mania dan hipomania sulit dibedakan, sehingga penderita perlu mengunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat untuk menemukan rencana perawatan yang tepat.

4. Episode campuran

Episode campuran mengacu pada terjadinya gejala mania, hipomania, dan depresi baik secara bersamaan atau satu demi satu.

Misalnya, kebahagiaan yang cepat dapat dengan cepat diikuti oleh kesedihan atau air mata.

Episode campuran sulit didiagnosis dan cenderung berlangsung lebih lama.

Gejalanya meliputi:

- Terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan tetapi merasa tertekan;

- Agitasi;

- Sifat lekas marah;

- Suasana hati yang rendah dengan intensitas bicara yang cepat;

- Suasana hati yang meningkat ditandai dengan peningkatan pikiran untuk bunuh diri.

Tidak semua episode campuran memiliki gejala ini.

Beberapa hadir dengan gejala lain seperti penyesalan atau tingkat energi yang rendah.

5. Siklus cepat

Biasanya, episode suasana hati terjadi sekali atau dua kali setahun.

Siklus cepat mengacu pada seseorang yang mengalami empat atau lebih fase yang berbeda dari mania, hypomania, depresi, dan episode campuran selama 12 bulan.

Siklus cepat bukanlah fenomena yang langka.

Di antara orang-orang dengan gangguan bipolar, sekitar 12-24 persen mungkin mengalaminya di beberapa titik.

Episode ini terjadi secara acak dan dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja.

Mereka juga bervariasi dalam durasi dan tingkat keparahan gejala.

Para peneliti tidak jelas tentang penyebab pasti dari siklus cepat, tetapi para ahli percaya itu mungkin terkait dengan:

- Depresi berat;

- Masalah tiroid;

- Antidepresan tertentu;

- Riwayat gangguan penggunaan zat.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Mental Health

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini