TRIBUNNEWS.COM - Diseksi aorta adalah suatu kondisi dimana terbentuk bendungan darah di tempat yang tidak seharusnya, yaitu di antara lapisan paling dalam dan tengah dinding aorta.
Dikutip dari pjnhk.go.id, aorta sendiri adalah pembuluh darah arteri terbesar yang mengalirkan darah dari jantung kemudian dilanjutkan ke bagian cabang tubuh.
Diseksi aorta menyebabkan kedua lapisan, lapisan paling dalam dan tengah dinding aorta, menjadi terbelah atau membedah.
Setiap harinya aorta menerima darah dalam volume yang banyak dengan tekanan yang tinggi dari jantung.
Untuk dapat mengakomodasi beban kerja yang dimiliki, aorta berukuran besar dan memiliki sifat elastis.
Seperti bentuk sebuah tabung, dinding aorta memiliki tiga lapisan, yakni lapisan paling dalam yang disebut tunika intima, lapisan tengah yang disebut tunika media, dan lapisan paling luar yang disebut tunika adventitia.
Lapisan tengah aorta merupakan lapisan paling tebal yang berisi jaringan elastis dan otot polos.
Ketiga lapisan ini membentuk dinding solid yang dapat dilalui aliran darah pada kondisi normal.
Seiring dengan kondisi penuaan, aorta yang tadinya lentur dan elastis bisa menjadi semakin kaku.
Secara umum, diseksi aorta cukup jarang ditemukan.
Di Amerika Serikat, diseksi aorta ditemukan pada 3 dari 100.000 orang tiap tahunnya.
Meskipun demikian, apabila telah terjadi, diseksi aorta merupakan suatu kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dalam waktu cepat.
Baca juga: Gejala Hepatitis Akut Tidak Spesifik Tapi Umumnya Mengalami Sakit Perut, Diare serta Muntah
Bahaya diseksi aorta yakni ketika bendungan darah dalam dinding aorta semakin meluas dan menyebabkan berbagai komplikasi.
Komplikasi yang dimaksud seperti pecahnya aorta yang mengakibatkan perdarahan aktif ataupun sumbatan aliran darah normal akibat penekanan bendungan darah dalam dinding aorta.