Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan Pelayanan KB serentak yang dilaksanakan dari 26 September sampai dengan 9 Oktober 2023 berhasil melayani jumlah sasaran sebesar hampir 1.693.520 akseptor.
Dengan target 1.484.747 akseptor atau raih capaian sebesar 114,06 persen.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Deputi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso.
Baca juga: Indonesia Terus Berkomitmen Atasi Isu KB dan Kesehatan Reproduksi untuk Turunkan Angka Stunting
"Dari 33 Provinsi, sebanyak 25 Provinsi berhasil mencapai target diatas 100 persen. Hal tersebut, tentu berkat dukungan semua pihak khususnya jajaran TNI AD dan Mitra Kerja lainnya, serta pemerintah daerah," ungkapnya di Cimahi Bandung, Senin (23/10/2023)
Terkait hal ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beri apresiasi tinggi dengan upaya gigih dari jajaran TNI AD.
Khususnya karena telah capai target 1,5 juta pelayanan KB hasil kolaborasi antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan TNI AD dan Perwakilan BKKBN Provinsi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Diduga Intimidasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Pemberian penghargaan tersebut, dilaksanakan pada Puncak Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day dengan tema “Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting”.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ungkap bahwa pelayanan KB merupakan bukti bahwa stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja.
Tetapi memerlukan kerja sama semua elemen masyarakat.
"Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga di Hari Kontrasepsi Sedunia ini bisa menjadi contoh best practice. Kita bergotong-royong berkolaborasi antara BKKBN, TNI, masyarakat, dan juga para kader," kata Hasto di Cimahi, Senin (23/10/2023).
Di sisi lain, program ini dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga melalui penjarangan atau pembatasan kelahiran melalui kontrasepsi.
"Dengan begitu, kita dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas,” kata Hasto lagi.
Hasto pun menegaskan penurunan prevalensi stunting tidak lepas dari peran program KB dalam perencanaan keluarga yang merupakan hak dasar setiap individu.
Baca juga: Viral Koyo KB, Berikut Penjelasan Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN
Dalam kesempatan ini Hasto juga memberikan bantuan telur untuk 30 Keluarga Beresiko Stunting.
Serta, memberikan edukasi gizi kepada remaja, ibu hamil, pasca persalinan, ibu dengan baduta dan balita.
Secara langsung Hasto pun turun tangan untuk memberikan pelayanan KB kepada masyarakat dengan memasangkan alat kontrasepsi implan kepada akseptor di klinik Kesdam Siliwangi.