News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Survei SMRC: Suara Warga NU Lebih Dominan ke Ganjar Daripada Pilih Prabowo, atau Anies Baswedan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri SMRC Saiful Mujani dalam acara ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ bertajuk Calon Presiden Pilihan Warga Nahdlatul Ulama di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis (23/2/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Desember 2022 menunjukkan suara warga Nahdlatul Ulama (NU) baik yang merupakan anggota aktif maupun anggota tidak aktif lebih dominan ke Ganjar Pranowo daripada ke Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, dari anggota NU yang aktif sebanyak 47 persen di antaranya mendukung Ganjar.

Sebanyak 18%, kata dia, mendukung Anies dan 24% lainnya mendukung Prabowo.

Kemudian, lanjut dia, dari 46% anggota tidak aktif mendukung Ganjar.

Sebanyak 23%, kata dia, mendukung Anies, dan 27% lainnya mendukung Prabowo.

Oleh karena itu, menurutnya apabila ada upaya untuk menarik tokoh NU seperti Khofifah Indar Parawansah untuk bergandengan dengan Anies cukup masuk akal karena bisa saling mengisi.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ bertajuk "Calon Presiden Pilihan Warga Nahdlatul Ulama" di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis (23/2/2023).

"Jadi di mata jemaah NU atau massa NU, orang yang paling kuat di mata mereka itu pertama adalah Ganjar. Kedua adalah Prabowo, dan terakhir adalah Anies," kata Saiful.

Saiful mengatakan data tersebut menarik karena menunjukkan bagaimana warga NU lebih memilih Ganjar yang nasionalis dibanding Anies yang lebih dekat ke kelompok Islam. 

NU, kata dia, adalah organisasi santri.

Meskipun Anies terlihat lebih santri daripada Ganjar, tapi anggota organisasi santri tersebut justru lebih memilih tokoh yang bukan santri. 

Menurutnya, sejak awal NU lebih dekat dengan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) daripada dengan partai Islam seperti Masyumi atau organisasi Islam seperti Muhammadiyah. 

Bahkan dalam sejarahnya, kata dia, NU adalah bagian dari Partai Masyumi, namun kemudian keluar menjadi partai tersendiri. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini