News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pengamat Nilai Usulan PAN dan PPP soal Capres Non-kader Buka Jalan Golkar Gabung KKIR atau KPP

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peneliti BRIN Prof. R. Siti Zuhro, MA, Ph.D

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Utama BRIN, Siti Zuhro menilai Golkar mulai menghitung ulang prospek Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan pencalonan ketua umumnya, Airlangga Hartarto.

Menurut Siti, perkembangan di internal KIB saat ini ada kemungkinan Golkar justru 'masuk angin'.

“Tidak jadi leading party meskipun memiliki kursi oke di DPR. Karena itu Golkar mencoba berkomunikasi dengan partai-partai lain seperti NasDem, Gerindra dan PKB," katanya saat dihubungi, Kamis (30/3/2023).

Diketahui, Partai Golkar tengah membangun komunikasi dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), meskipun Golkar mengklaim Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas masih solid.

Menurut Siti, penjajakan tersebut dilakukan sebagai solusi terhadap macetnya KIB yang tak kunjung mengerucut memunculkan capres dan cawapres.

“Tampaknya Golkar punya peluang untuk bergabung dengan KIR atau Koalisi Perubahan,” kata Siti.

Siti menilai KIB sejak awal terkesan hanya membangun kesepakatan ‘tentatif’ tiga partai, yakni Golkar, PAN dan PPP, tanpa membahas siapa sosok capres-cawapres yang akan diusung.

“Masing-maisng partai diberi kesempatan untuk mengusulkan calonnya. Dengan berjalannya waktu, masing-masing partai di KIB proaktif/kreatif untuk mencari paslon,” ujar Siti Zuhro.

Siti juga menilai apa yang diusulkan oleh PAN dan PPP sebagai capres dan cawapres malah nonkadernya.

Bahkan kader partai di luar KIB, seperti Ganjar Pranowo, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno.

“Sementara Golkar yang katanya sudah mantap dengan ketuanya sebagai capres, belum juga dideklarasikan,” katanya.

Namun, Siti mengatakan kemungkinan bergabungnya Golkar ke dua poros tersebut belum tentu berjalan mulus, khususnya soal jatah capres dan cawapres.

Baca juga: Peluang Partai Golkar Merapat ke Koalisi Perubahan Makin Besar, Komunikasi Terus Dilakukan

“Masalah muncul terkait dengan peluangnya untuk diterima sebagai capres atau cawapres di KIR dan Koalisi Perubahan,” kata Siti.

“Restu Jokowi (sepertinya) ke Prabowo dan Ganjar. Sebagai partai besar, Golkar ingin eksis dan memiliki peran. KIB pascaperjodohan tentatif bisa jadi merasa ditinggalkan Jokowi. Sehingga dia harus mandiri dan menentukan nasibnya sendiri,” ucap Siti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini