Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengungkap pihaknya akan membahas mengenai pemilihan presiden (pilpres) saat menemui tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Hamzah Haz pada Kamis (11/5/2023).

"Kalau musim pilpres tentunya apa sih sekarang yang enggak ada hubungannya dengan pilpres," ujar Jazilul kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Jazilul mengungkap bahwa semua tindakan yang dilakukan sejumlah tokoh politik sejatinya bisa saja dikaitkan dengan pilpres. Bahkan, tindakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekalipun.

"Jadi semuanya hari ini itu semua bisa dikait-kaitkan. Sepertinya Pak Jokowi tadi. Semua, apapun, siapapun, hari ini dianggap memiliki dimensi pilpres atau pileg. Pernyataan siapapun," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Jazilul Fawaid mengungkap Muhaimin Iskandar alias Cak Imin bakal kembali melakukan safari politik. Kali ini, Ketua Umum PKB itu bakal mengunjungi Hamzah Haz.

Menurut Jazilul, Cak Imin bakal mengunjungi Hamzah Haz pada Kamis (11/5/2023) mendatang. Adapun kunjungan itu lantaran Hamzah Haz juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

"Gus Muhaimin rencananya nanti hari Kamis, tanggal 11 jam 10 pagi akan berkunjung silaturahim ke kediaman Pak Hamzah Haz. Beliau tokoh Nahdlatul Ulama yang juga pernah pada posisi puncak menjadi posisi wakil presiden," ujar Jazilul kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Jazilul menyatakan Cak Imin sengaja mengunjungi Hamzah Haz dalam rangka silaturahmi untuk mendengar sejumlah wejangan dari seniornya tersebut.

"Gus Muhaimin merasa perlu mendapatkan masukan sekaligus menimba pengalaman dari Pak Hamzah Haz. Jadi insya Allah nanti hari Kamis, Pak Muhaimin akan lebaran sekaligus sowan ke kediaman Pak Hamzah Haz di Matraman," tukasnya.

Baca juga: Lanjutkan Safari Politik, Cak Imin Bakal Temui Tokoh NU Hamzah Haz Pekan Ini

Sebagaimana diketahui, Cak Imin memang tengah rajin melakukan safari politik. Terakhir, Cak Imin sudah menemui Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wakil Presiden RI ke-10 Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.