Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari mengaku pihaknya belajar dari Pemilu 2019 dalam melakukan evaluasi supaya Pemilu 2024 dapat berjalan maksimal.
Hal ini merupakan respons KPU terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mewanti-wanti KPU agar melakukan persiapan maksimal jelang pemilu serentak pada 14 Februari 2024.
Selain itu juga mengingat KPU mempunyai pengalaman buruk di Pemilu 2019 saat ratusan petugas KPPS termasuk beberapa di antaranya anggota Polri, meninggal.
“Peristiwa yang terjadi di 2019 kan sudah kita evaluasi ya dan kami juga mendapat beberapa masukan dari beberapa pihak, sudah sering saya sampaikan sebetulnya yang diantara dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dari Kementerian Kesehatan, dari UGM (Universitas Gadjah Mada),” kata Hasyim saat ditemui di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Masukan-masukan itu juga serupa, kata Hasyim, terkait beban kerja berat penyelenggara pemilu.
Hal itu, lanjutnya, sudah menjadi perhatian khusus KPU supaya tidak terulang lagi di Pemilu 2024.
“Nah temuan-temuannya diantaranya adalah beban kerja berat, karena ada ketentuan bahwa penghitungan suara harus selesai pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara,” ujar Hasyim.
“Walaupun ada putusan MK (Mahkamah Konstitusi) kalau penghitungan suara belum selesai pada hari pemungutan suara bisa diperpanjang hari berikutnya sampai jam 12 siang. Pada intinya karena beban kerja berat, terutama menghitung lima jenis pemilu ya,” sambungnya.
Sebagai informasi, saat memberikan arahan kepada para kepada para wisudawan dan wisudawati di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit mewanti-wanti supaya KPU bekerja maksimal di Pemilu 2024 mendatang.
Sigit menjelaskan, jika KPU tidak mengantisipasi masalah ini, sudah dipastikan Pemilu 2024 tidak akan berjalan dengan lancar.