News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Tak Punya Motif Lain Jadi Cawapres Prabowo, PKB Sebut Cak Imin Hanya Ingin Urus NU dan Pesantren

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) usai melakukan pendaftaran sebagai calon peserta partai pemilihan umum (pemilu) 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin (8/8/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dinilai tidak punya motif lain menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Ketua DPP PKB Syaiful Huda mengatakan bahwa Cak Imin hanya ingin mengurus Nahdlatul Ulama (NU) dan pondok pesantren agar mendapatkan kesejahteraan yang layak.

"Kenapa Gus Imin orang baik? Karena yang dititipkan oleh Gus Imin hanya urusan bagaimana mengurus warga Nahdliyin, ngurus pondok pesantren, bagaimana kesejahteraannya baik, enggak ada motif lain bro," kata Huda dalam diskusi yang bertajuk 'PKB mendengar Cak Imin' di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023

Ia menuturkan bahwa Cak Imin tidak pernah terpikir mendorong diri menjadi cawapres untuk bisa membesarkan perusahaan atau kepentingan pribadi.

Baca juga: PKB Sebut Prabowo Kalah 2 Kali Pilpres Karena Tak Dapat Insentif Elektoral di Jatim dan Jateng

Karena itu, Cak Imin dinilai cocok menjadi cawapres Prabowo.

"Gus Imin nggak ada kebutuhan menginvestasikan apa, nggak ada. Membesarkan perusahaan apa, enggak ada. Jadi sekali lagi kalau orang berkarakter, bersifat ikhlas baru akan jadi kalau ketemu dengan orang baik. Dan ketemu orang baik menurut saya Gus Imin dan Partai kebangkitan bangsa," jelasnya.

Lebih lanjut, Huda menyatakan Prabowo tidak butuh figur yang memiliki kekuatan pragmatis di Pemilu 2024.

Sebaliknya, Eks Danjen Kopassus itu membutuhkan figur yang kuat secara ideologis.

"Prabowo tidak butuh figur dan kekuatan pragmatis hari ini karena Pemilu 2024 saya meyakini terjadi polarisasi yang luar biasa. Semua orang akan balik kepada rumahnya masing-masing. Orang NU akan balik ke PKB, semua memilih PKB dan Gus Imin tahun 2024," jelasnya.

"Karena akan terjadi polarisasi politik, karena itu Gerindra hanya butuh kekuatan dan figur yang ideologis, yang ketemunya value, bukan pragmatisme. Kalau Prabowo mengambil lagi figur yang pragmatis, artinya dia mengulangi pola lama yang dua kali kalah Prabowo di sana," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini