Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai PKS akan tetap bersama Anies Baswedan dengan siapapun mitra koalisinya. Hal ini karena PKS mendapatkan efek elektoral dari Anies.
"PKS melihat Anies-nya karena efek elektoral PKS ada di Anies," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Sabtu (2/9/2023).
Apalagi jika ditilik, PKS telah bersama Anies sejak Pilkada DKI Jakarta 2017.
Banyak dari konstituen PKS yang mendukung Anies sebagai capres 2024.
Oleh karena itu Ujang menilai PKS akan tetap dalam Koalisi Perubahan bersama Nasdem dan PKB mengusung Anies-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon di Pilpres 2024.
Baca juga: PKS Bakal Rayu Demokrat agar Mau Kembali ke Koalisi Perubahan dan Dukung Anies
Sementara Demokrat, Ujang menyebut efek elektoralnya ada pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dengan AHY gagal menjadi cawapres Anies, maka tak ada lagi efek elektoral untuk mendongkrak suara Demokrat.
Sehingga Ujang mewajari jika Demokrat memutuskan mencabut dukungan ke Anies dan keluar dari Koalisi Perubahan.
"Kalau Demokrat, efek elektoral ada di AHY. Kalau AHY tidak jadi cawapres, susah," ungkapnya.
Sebagai informasi, Nasdem dan Anies menyepakati kerja sama politik dengan PKB. Kesepakatan itu yakni mengusung pasangan calon Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024. Deklarasi paslon ini secara resmi telah diumumkan di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/9/2023).