TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan menilai bahwa nilai dan konsep Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) telah sesuai dengan ajaran Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Muhaimin yang juga akrab disapa Cak Imin telah bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Koalisi Perubahan sejalan dengan ajaran NU, yaitu al-muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah [memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik]," tutur Cak Imin saat memberikan sambutan dalam Deklarasi Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Surabaya, Sabtu (2/9/2023).
Gus Muhaimin menjelaskan makna dari kaidah fiqih tersebut adalah untuk terus-menerus memperbaharui dan memperbaiki apabila ada sasaran yang lebih baik.
Namun, tidak pernah lupa terhadap pondasi-pondasi kokoh yang telah dirintis dan diwariskan kepada generasi-generasi yang harus dijaga dengan baik.
"Termasuk perubahan yang kita inginkan adalah perubahan yang terus memelihara keberhasilan-keberhasilan termasuk kesuksesan yang dibuat pemerintah dari zaman ke zaman, khususnya di bawah kepemimpinan Pak Jokowi," kata Cak Imin.
Dia menyampaikan, dalam waktu singkat seluruh pengurus PKB bergerak menemui para ulama, kiai, habaib, dan para senior yang terkait.
"Alhamdulillah dalam waktu singkat dapat jawaban lengkap dari ulama, semua istikharah, semua gagasan, dan semuanya merestui pasangan Mas Anies dan saya."
Muhaimin telah mengenal Anies sejak lama. "Ketika sama-sama belajar, menjadi mahasiswa di UGM. Istilah Mas Anies, kita selesaikan podo tonggo [sesama tetangga] fakultas, saya Fisipol UGM, Mas Anies Fakultas Ekonomi. Beliau aktif sebagai mahasiswa, saya juga aktif."
Cak Imin juga menyaksikan perjalanan intelektual Anies Baswedan yang menjadi inspirasi bagi semua pihak.
"Mas Anies ini cucu pejuang kemerdekaan bangsa kita, yaitu Pak AR Baswedan yang komitmen dalam membela bangsa dan negara, yang terus berjuang memerintahkan pengikutnya untuk tidak pernah lelah dan mencintai serta memajukan bangsa Indonesia," kata Gus Muhaimin.
Demikian juga dengan kakek buyut Cak Imin, yaitu KH Bisri Syansuri yang juga turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Kiai Bisri merupakan ahli fiqih dan pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang yang juga pendiri NU bersama KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah.
"Kesamaan sejarah saya dan Mas Anies, insyaallah akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari amanat sejarah, perjuangan, dan cita-cita untuk meneruskan berbagai momentum pendahulu kita semua. Ini menjadi modal untuk menata Indonesia yang damai, maju, adil, dan sejahtera."