TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan soal hubungan PBNU dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Yahya menegaskan bahwa hubungan PBNU dan PKB memang tidak erat.
"Soal hubungan dengan PKB, memang (PBNU) tidak erat," kata kakak kandung dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tersebut.
Namun tidak hanya berlaku untuk PKB saja.
Pihaknya menegaskan PBNU tidak memiliki hubungan erat dengan partai politik (parpol) manapun.
"Sama halnya tidak eratnya (hubungan) PBNU dengan partai yang lain," tegas Gus Yahya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (16/9/2023).
Gus Yahya menegaskan bahwa PKB memang lahir dari rahim warga NU.
Namun setelah berdiri sebagai partai politik, PBNU tidak ikut terlibat dalam menjalankan tugas-tugas kepartaian.
"PBNU membentuk PKB, karena sejumlah warga NU yang jumlahnya cukup banyak, meminta PBNU membuatkan partai dan sudah dibuatkan."
"PBNU tidak bisa lagi kemudian diharuskan untuk 'menyuapi' partai yang dibentuk ini (PKB)," lanjut Gus Yahya.
PKB, kata dia, harus berkompetisi secara sehat dan rasional tanpa membawa embel-embel PBNU.
Ia mempersilakan masyarakat untuk menilai dan mengamati partai politik dengan rasional.
"Silahkan berkompetisi secara rasional, kami juga persilahkan kepada masyarakat untuk menilai termasuk para warga NU, untuk menilai partai-partai politik yang ada ini secara rasional," imbuhnya.
Gus Yahya mengimbau, agar masyarakat melihat kredibilitas (parpol), dilihat prestasinya, track recordnya dan seterusnya.