TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Jokowi hingga kini belum menyatakan secara eksplisit siapa capres yang bakal didukung pada 2024 mendatang.
Namun, Jokowi kerap menyinggung soal kriteria pemimpin masa depan dalam sejumlah pernyataannya di depan publik.
Terbaru, hal itu disampaikannya pada dalam acara konsolidasi 'Alap-alap Jokowi' di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/10/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para relawannya agar memilih pemimpin yang mempunyai nyali dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebab, Jokowi mengatakan Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin berat ke depannya.
Pernyataan "sinyal" semacam ini bukanlah kali pertama. Ia juga sempat menyebut-nyebut kode yang membuat publik berspekulasi soal siapa yang didukungnya. Berikut rangkumannya.
1. Rambut Putih
Jokowi memberikan pernyataan bersayap soal sosok Capres 2024 dalam acara Silaturahmi Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Dalam kesempatan tersebut Jokowi menyampaikan Pidato di depan puluhan ribu relawannya yang membanjiri GBK.
Presiden Jokowi mengingatkan agar para relawannya hati-hati dalam memili calon pemimpin.
Presiden meminta relawannya memilih calon pemimpin yang mengerti keinginan rakyat.
“Hati-hati, saya titip hati-hati, memilih pemimpin hati-hati pilih pemimpin yang ngerti, yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat, pilih nanti di 2024 pilih yang pemimpin yang ngerti tentang apa yang dirasakan oleh rakyat, setuju? juga pilih pemimpin yang tahu, yang tahu apa yang diinginkan oleh rakyat, apa yang dibutuhkan oleh rakyat,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pemimpin yang mikirin rakyat terlihat dari ciri fisiknya. Diantaranya yakni banyak kerutan di wajah. Selain itu juga ada yang rambutnya putih semua.
“Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan, dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada,” katanya.
Presiden mengingatkan relawannya untuk hati hati memilih calon pemimpin, terutama yang wajahnya bersih tanpa kerutan.
“Kalau wajahnya cling bersih, tidak ada keritan di wajahnya hati hati, lihat juga lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini,” pungkasnya.
Banyak yang menafsirkan bila rambut putih merujuk pada sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Memang Ganjar Pranowo merupakan sosok yang identik dengan sosok berambut putih.
Namun, mengenai sinyal yang diungkap Jokowi tersebut hingga saat ini masih menjadi teka-teki.
Siapa yang akan didukungnya dalam Pilpres 2024, tentu hanya Jokowi sendiri yang mengetahuinya.
2. Pemberani
Dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra), di Istora Senayan, Jakarta, pertengahan Mei lalu, Jokowi banyak melontarkan kode tentang siapa pemimpin yang harus didukung.
Ia menyebut Orang kuat, pemberani, dekat rakyat, tahu hatinya rakyat, paham cara memajukan negara, tahu potensi dan kekuatan negara, serta yang mampu memanfaatkan peluang.
“Bukan (yang) hanya duduk di Istana, bukan hanya rutinitas, bukan duduk di sana dan tanda tangan, bukan itu. Dia harus tahu membangun strategi negara, strategi politiknya. Dia harus tahu semua,” tegas Jokowi.
Ciri-ciri lain yang disampaikan Jokowi tentang capres yang perlu didukung adalah, yang memiliki komitmen kuat antikorupsi, yang memiliki komitmen kuat untuk merawat demokrasi.
Dalam pidatonya itu, Jokowi memberi contoh beberapa negara yang gagal menjadi negara maju karena pemimpinnya tidak bekerja keras, tidak paham kemampuan negara dan tidak berani mengambil keputusan.
Yang menarik, dalam pidatonya itu, Jokowi memberi penekanan pada kalimat 13 tahun ke depan adalah masa-masa yang penting.
"Jangan salah memilih pemimpin. Karena 13 tahun adalah waktu penentuan Indonesia, apakah akan jadi negara maju atau tetap berkembang. Kuncinya adalah di pemimpin yang berani melawan gugatan Eropa dalam urusan nikel, berani melakukan hilirisasi, dan mengetahui strategi menghadapi gejolak ekonomi dunia."
Kenapa 13 tahun lagi? Kata Jokowi, bonus demografi Indonesia akan muncul di tahun 2030. Dan dalam sejarah peradaban-peradaban negara, kesempatannya hanya sekali dalam sejarah. Jika keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, hilanglah kesempatan untuk menjadi negara maju.
3. Harus bernyali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengajak para relawannya agar memilih pemimpin yang mempunyai nyali dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebab, Jokowi mengatakan Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin berat ke depannya.
"Dibutuhkan pemimpin yang memiliki nyali, jangan digertak negara lain sudah langsung ciut," kata Jokowi dalam acara konsolidasi 'Alap-alap Jokowi' di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/10/2023).
Sebagai negara yang besar, dia menegaskan Indonesia tidak bisa dipimpin oleh pemimpin tak punya nyali.
"Jangan kita digugat, misalnya oleh Uni Eropa, WTO kita jadi grogi. Tidak boleh negara sebesar Indonesia memiliki pemimpin yang gampang ciut nyalinya, digertak negara sebesar apapun," ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan pemimpin harus berani mengambil risiko dalam mengambil keputusan apapun.
"Jangan hanya cari selamat, cari enak. Menikmati, nikmatnya enaknya duduk di istana," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan Indonesia memiliki tantangan multidimensi ke depannya mulai dari perubahan iklim hingga krisis pangan.
"Dunia yang sedang tidak baik-baik saja, adanya perang, adanya perubahan iklim, adanya krisis pangan, dibutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian," imbuh Jokowi.